RADAR NONSTOP - Salah satu faktor penyebab kerugian yang dialami oleh PT Jakarta Tourisindo dikarenakan ketidakmampuan fasilitas yang dimilikinya untuk bersaing. Oleh karena itu, pembenahan fasilitas menjadi ihtiar yang mutlak dipenuhi untuk meningkatkan daya saing.
Demikian dikatakan Dirut PT Jaktour, Jeffri Rantung, saat press gathering di di Grand Cempaka Resort Puncak, Rabu (20/3/2019). “Untuk pengembangan fisik hotel dan resort, PT Jakarta Tourisindo (Jaktour) mengajukan dana Penyertaan Modal Daerah (PMD) 2019 dan 2020 sebesar Rp455 miliar,” ujarnya.
BERITA TERKAIT :Dana ini penting untuk membangun sarana dan prasarana wisata yang dimiliki BUMD itu, untuk tetap bisa bersaing dengan hotel swasta lainnya. “Coba teman - teman media perhatikan, bangunan dan fasilitas yang kita milik saat ini sudah sangat jauh tertinggal dengan sarana dan fasilitas hotel dan resort lain,” katanya.
Akan tetapi, meski dalam kondisi seperti saat ini kami tetap gembira dan semangat mendapat penugasan dari gubernur Anies untuk ikut berperan dalam melaksanakan berbagai event internasional yang ada di Jakarta," tukas Jeffri.
Ditegaskan Jeffri, dana PMD sebesar Rp455 miliar itu murni digunakan untuk pengembangan seluruh unit usaha yang tergabung dalam Jaktour Group sebanyak tujuh unit.
"Silahkan kami diawasi dan kami terbuka untuk itu. Khususnya dalam penggunaan dana PMD sebesar Rp455 miliar itu. Yang pasti kami akan terus membenahi BUMD ini agar menjadi perusahaan yang ikut memberikan kontribusi untuk Pemprov DKI," ujarnya.
Bila dana PMP Rp455 miliar ini disetujui DPRD DKI, janji Jeffri, BUMD yang dipimpinnya optimis go public pada 2022 mendatang. Dan ini akan menjadi kado berharga bagi gubernur Anies pada akhir masa jabatannya.
"Dan go public ini akan menjadi kado berharga kami untuk pak Anies pada periode pertama masa jabatannya. Dan akan mulus untuk yang bersangkutan menuju kedua periode," tandasnya.
Sementara itu, Budi Siswanto yang menjabat sebagai komisaris di perusahaan plat merah Pemprov DKI Jakarta ini mengapresiasi kinerja seluruh civitas Jaktoer yang telah berhasil mengurungi kerugian Rpl4,2 miliar di tahun 2018.
“Harapan saya, di tahun 2019 ini Jaktoer akan bangkit sebagai salah satu perusahaan yang sehat dan mampu menjadi penghasil PAD terbersar untuk Pemprov DKI Jakarta,” katanya.
Budi optimis, dengan semangat dan pembenahan diberbagai bidang, terutama fasilitas dan sumber daya manusianya, maka hal tersebut bukan sesuatu yang mustahil untuk dicapai.
Di lokasi yang sama, Mangara Pardede menekankan agar Jaktoer lebih akrab dan terbuka dengan media. Sebagai perusahaan yang bergerak dalam jasa perhotelan tentunya membutuhkan sosialisasi.
Sehingga informasi tentang berbagai macam hal, pelayanan, wahana dan kelebihan - kelebihan yang dimiliki oleh hotel dan resort Jaktoer sampai kepada masyarkat.
“Misalnya, C’One Plumpang, saya yakin sebagai besar masyarakat Plumpang dan Jakarta Utara tidak mengetahui bahwa disana ada fasilitas untuk menggelar acara pernikahan dengan budget murah meriah tapi mewah,” ujar Mangara Pardede.
“Bayangkan saja, untuk acara resepsi perkawinan di hotel itu, biaya hanya Rp50 juta saja. Dan mampu menampung 350 undangan. Ditambah gratis kamar untuk pengantin. Kami optimis akan banyak peminatnya," imbuhnya.
Acara media gathering ini juga dihadiri seluruh general manager (GM) di hotel berbintang tersebut. Dan mereka sepakat semua karyawan PT Jaktour mulai dari Dirut hingga office boy untuk mencari pelanggan PT Jaktour.