Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

SMK, Solusi Atasi Pengangguran

ADV | Rabu, 19 Desember 2018
SMK, Solusi Atasi Pengangguran
-

RADAR NONSTOP - Rabu, 5 Desember 2018. Jalan Parangtritis, Area Sawah, Bantul Yogyakarta tak begitu dipadati riuh kendaraan. Cuaca tampak cerah. Tak begitu terik. Matahari tersipu. Malu-malu. Sesekali bersembunyi di balik tirai awan.

Hari itu alam seakan memberi restu. Cericit burung di rindang pepohonan memberi isyarat dukungan. Tentang agenda Akreditasi SMK Binaan Daihatsu Program ‘Pintar Bersama Daihatsu” sekaligus juga SMK rujukan untuk program Revitalisasi SMK, di SMK Muhammadiyah 1 Bantul (Musaba) di tanah sejuta keindahan, Yogyakarta.

Ada adagium menarik dalam masyarakat. Yang mengatakan Yogyakarta diciptakan Tuhan dalam keadaan tersenyum. Kabarnya, ungkapan ini menyiratkan bahwa apa pun yang dilakukan di Yogyakarta akan selalu terkenang dan saat kita mengenangnya, secara bersamaan pula ada optimisme yang membuncah.

BERITA TERKAIT :
Sandiaga Uno Gak Setuju Study Tour Dilarang, Imbas Kecelakaan Maut SMK Lingga Kencana 
Sopir Bus Maut SMK Lingga Kencana Tersangka, Bos Putera Fajar Kapan, Hallo Pak Polisi?

Ya, saat banyak survei dan anggapan yang menyebut SMK sebagai intsitusi penyumbang tertinggi pengangguran, seketika itu pula terbantahkan dengan apa yang kita lihat dan rasakan setelah berkunjung ke SMK Musaba, Bantul Yogyakarta.

Survei Angkatan Kerja Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 mencatat dari 6,8 juta jumlah pengangguran, 20,7% atau 1,4 juta orang di antaranya berasal dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). 

Jumlah ini cukup besar mengingat lulusan SMK sebenarnya disiapkan untuk dapat terjun langsung ke dunia industri. Salah satu penyebab tingginya angka pengangguran tersebut ialah mismatch antara kualitas lulusan SMK dengan kebutuhan industri.

“Untuk itu, Presiden telah mengeluarkan Inpres 9/2016 tentang Revitalisasi SMK, namun kebijakan ini harus terus diperbaiki sesuai dengan perkembangan perekonomian nasional,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution saat memberikankeynote speech dalam acara Rembuk Pendidikan Kejuruan SMK Tahun 2018, Rabu (5/12), di Jakarta.

Menindaklanjuti hal tersebut, Kemenko Perekonomian bersama Kemendikbud dan lembaga terkait lainnya menyusun Peta Jalan Kebijakan Pengembangan Vokasi di Indonesia 2017-2025. Roadmap ini bukan hanya berfokus pada SMK, tetapi juga pada Politeknik dan Balai Latihan Kerja (BLK), serta turut melibatkan peran industri secara masif.

Menko Darmin menambahkan, terdapat 4 (empat) perkembangan tren global terkait SDM di era industri 4.0 yang harus diperhatikan oleh lembaga pendidikan vokasi, utamanya SMK. Tren pertama, munculnya teknologi digital yang memungkinkan orang dapat bekerja di mana saja. Tren kedua, peran Long Life Learning.

“Dengan kemajuan digital, pembelajaran tidak hanya dapat dilakukan di sekolah formal saja dan memungkinkan akses pendidikan ke seluruh pelosok Indonesia,” kata Menko Darmin.

Tren ketiga, penggunaan media sosial yang banyak memunculkan talenta secara global tidak peduli seberapa jauh lokasinya. Tren keempat, manajemen kinerja berbasis analisis data.

Maksudnya, kinerja seseorang tidak lagi diukur berdasarkan jumlah jam, kerja tetapi berdasarkan produktivitas mereka.

“Menghadapi persoalan kesenjangan ekonomi dan tren global tersebut, revitalisasi SMK secara menyeluruh mendesak dilakukan. Dimulai dari perbaikan kurikulum SMK yang sesuai dengan kebutuhan di masa depan, termasuk sertifikasi yang mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), program pemagangan di industri untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas siswa, Training of Trainers Guru, hingga memperbaiki sistem seleksi yang sesuai keahlian dan meningkatkan minat calon siswa menjadi siswa SMK” tutur Menko Darmin.

Peresmian jurusan kopi di SMK PPN Tanjungsari dilakukan okeh Menteri Koordinator Bindang Perekonomian Darmin Nasution didamoungi Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, Senin (24/9/2018).

Lebih lanjut Menko Darmin menjelaskan, Ia kini memiliki jurus baru yang efektif untuk merevitalisasi SMK. Caranya dengan menjalin kerjasama dengan Pemerintah Provinsi.

“Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa Pemprov lebih mengetahui kebutuhan dan potensi daerah yang harus dikembangkan dan kewenangan SMK ada pada Pemerintah Provinsi sehingga revitalisasi dapat dilakukan secara masif dan sesuai kebutuhan daerah,” jelas Menko Darmin.

Pemerintah sendiri telah membuat pilot project untuk Jurusan Kopi di Jawa Barat. Pilot project yang sudah dimulai pada tahun ajaran 2018 ini melibatkan 66 siswa. Output yang dihasilkan dari pilot project ini, selain mendapatkan ijazah, seorang siswa akan mendapatkan 6 kompetensi keahlian dalam 3 tahun.

Selain itu, untuk menyelaraskan kebijakan pengembangan tenaga kerja, Kemenko Perekonomian bersama Kemdikbud dan lembaga terkait dibantu oleh World Bank Group, telah menginisiasi dan menjalankan program Skill Monitoring System (SMS).

“Dalam SMS ini, terdapat 35 Critical Occupation List (COL), yang dibutuhkan saat ini dan mendatang. COL sendiri bertujuan untuk memberikan informasi skill dalam pasar kerja, sehingga dunia pendidikan, termasuk SMK dapat mengetahui keahlian apa yang dibutuhkan oleh industry,” jelas Menko Darmin.

Sebagai penutup Menko Darmin berpesan perlu dukungan dari semua pihak agar revitalisasi SMK dapat terwujud.

“Merevitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi, utamanya SMK, bukan hanya dapat mengurangi pengangguran, tetapi lebih dari itu dapat mengantarkan perekonomian Indonesia sejajar dengan negara negara maju lainnya, dan menjadikan SDM yang berdaya saing tinggi hingga ditingkat global. Oleh karena itu perlu dukungan dari semua pihak untuk mewujudkan hal tersebut,” pungkas Menko Darmin.