Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Banyak Anak Muda Tidak Produktif, Tersingkir Dan Kini Pengangguran

RN/NS | Selasa, 09 September 2025
Banyak Anak Muda Tidak Produktif, Tersingkir Dan Kini Pengangguran
Ilustrasi
-

RN - Jumlah pengangguran masih menjadi sorotan. Tragisnya tingkat pengangguran usia 15-24 tahun mencapai 15%.

Tingkat pengangguran usia muda ini tiga kali lipat lebih besar dibanding kelompok usia dewasa 25-34 tahun. Bahkan ada 25% anak muda Indonesia yang tidak produktif.

"25% anak muda Indonesia tidak produktif, tidak sedang bekerja, tidak sekolah, tidak mengikuti pelatihan, dan tidak mempersiapkan kerja, khususnya perempuan," tegas Aliansi Ekonom Indonesia. Vivi Alatas.

BERITA TERKAIT :
Dicap Kota Pengangguran, Brebes Dan Cilacap Parah 

Aliansi Ekonom Indonesia menyebut Indonesia mengalami penyusutan ketersediaan lapangan kerja berkualitas yang berdampak pada meningkatnya jumlah pengangguran. 

Perwakilan Aliansi Ekonom Indonesia lainnya, Elan Satriawan, menjelaskan data penciptaan lapangan kerja cenderung banyak menyasar pekerja kelas menengah bawah.

Berdasarkan data Sakernas 2018-2024, sebanyak 80% atau sekitar 14 juta lapangan kerja baru tercipta dari sektor berbasis rumah tangga dengan upah di bawah rata-rata tanpa jaminan sosial.

"Kita melihat bahwa dari sekitar 14 juta lapangan pekerjaan baru yang tercipta pada periode 2018-2024, 80% ada di sektor berbasis rumah tangga, mayoritas sektor informal, dengan upah di bawah rata-rata nasional, tanpa jaminan sosial, tanpa kepastian keberlanjutan status pekerjaan," ungkap Elan dalam konferensi pers Aliansi Ekonom Indonesia secara virtual, Selasa (9/9/2025).

Ia juga menyebut terdapat 25% pekerja di sektor publik dan pemerintah yang belum mendapat asuransi kesehatan. Sementara itu, 31% pekerja swasta juga tercatat belum memiliki asuransi kesehatan maupun jaminan sosial.

"Masih ada 25% pekerja di sektor publik dan 31% pekerja swasta yang bahkan belum memiliki asuransi kesehatan dan jaminan sosial lainnya," jelasnya.