Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Rakyat Teriak Lapangan Kerja, Menteri ESDM Bahlil Malah Balas Kufur Nikmat

RN/NS | Selasa, 03 Juni 2025
Rakyat Teriak Lapangan Kerja, Menteri ESDM Bahlil Malah Balas Kufur Nikmat
Bahlil Lahadalia.
-

RN - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia teriak soal kufur nikmat. Teriakn itu soal lapangan kerja. 

Bahlil bahkan melempar sindiran soal tudingan sulit mencari kerja. Ketum Golkar ini mengklaim akan ada 6,2 juta orang tenaga kerja yang terserap hingga 2030.

Lapangan kerja terbuka soal adanya agenda meningkatkan lifting minyak dan hilirisasi industri. Menurutnya, dua pekerjaan itu akan menyerap tenaga kerja. 

BERITA TERKAIT :
Korban PHK Di Jakarta Tewas Gantung Diri, Malu Dengan Keluarga Istri Karena Nganggur 

Diketahui, masyarakat menyoroti kesulitan mencari kerja di Indonesia. Isu itu diiringi kabar sederet PHK massal dan job fair yang membeludak.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat 7,28 juta orang di Indonesia menganggur pada Februari 2025. Ada tambahan pengangguran 83.450 orang dibandingkan Februari 2024.

Kufur nikmat dalam Islam adalah perilaku tidak bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Hal ini mencakup tidak mengakui nikmat, tidak memanfaatkannya dengan baik, bahkan menyalahgunakannya untuk hal-hal yang tidak diridhoi. 

Kufur nikmat adalah bentuk ingkar dan pembangkangan terhadap Allah SWT, sehingga termasuk perbuatan yang dibenci dan dapat menimbulkan azab. 

"Jadi kalau ada yang mengatakan bahwa lapangan pekerjaan tidak ada, saya pikir harus kita menjadi introspeksi kolektif gitu ya dan jangan kufur nikmat," kata Bahlil pada pembukaan Human Capital Summit 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Selasa (3/6).

Bahlil menyarankan masyarakat untuk lebih giat meningkatkan kualitas diri. Menurutnya, orang-orang tersebut harus mulai menyesuaikan dengan kebutuhan industri.

Dia juga menyarankan perguruan tinggi berbenah. Bahlil berpendapat kampus harus bisa mencetak lulusan-lulusan yang siap bekerja di industri yang sedang berkembang.

"Kampus segera menyesuaikan. Jangan kampus melahirkan output lulusan kampus yang tidak adaptif dengan tuntutan lapangan pekerjaan. Nanti orang Papua bilang tulis lain, baca lain, bikin lain," ungkap Bahlil.

Bahlil menyampaikan 6,2 juta lapangan kerja itu baru hitung-hitungan tenaga kerja langsung. Dia yakin proyek-proyek besar itu akan juga berdampak pada sektor-sektor pendukung.

"Kalau di situ secara teori ekonomi digabungkan dengan tenaga kerja tidak langsung, pasti lebih dari itu," ucapnya.