RADAR NONSTOP - Uang koin ternyata berguna juga. Mimpi Slamet Amien dan Siti Maesaroh, warga Desa Sumber Kembar, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur akhirnya tercapai.
Dia memiliki sepeda motor akhirnya tercapai. Tak tanggung-tanggung, perajin keripik pisang dan ketela itu membeli sepeda motor sport Kawasaki Ninja 250 cc seharga Rp67 juta.
Menariknya, pasangan suami istri (pasutri) itu membeli motor secara tunai di salah satu dealer motor di Jalan Majapahit dengan uang koin. Berat uang koin yang dimasukkan ke karung itu mencapai 50 kg dan butuh empat orang untuk mengangkatnya.
BERITA TERKAIT :Pegawai dealer motor pun harus menghabiskan waktu hingga tiga jam untuk menghitung jumlah uang koin tersebut.
Setelah dihitung, total uang koin mencapai Rp16 juta. Sedangkan sisanya dengan uang kertas pecahan Rp2.000, Rp50.000, dan Rp100.000 hingga terkumpul total Rp67.600.000.
Siti Maesaroh menuturkan, uang koin dan pecahan lainnya dikumpulkan sejak dua tahun lalu dari hasil penjualan keripik pisang dan ketela.
Selama ini para pembeli banyak menggunakan uang koin dan pecahan lainnya, lalu dikumpulkan hingga mencapai puluhan juta rupiah.
Sebelum membeli sepeda motor sport tersebut, Siti Maesaroh dan suaminya, Slamet Amien datang ke daeler untuk menanyakan boleh tidak membeli sepeda motor dengan uang koin.
“Banyak pembeli yang ngasih uang logam Rp1.000. Saya kumpulkan dan tabung selama dua tahun. Setelah terkumpul, saya dan suami datang ke dealer untuk beli motor Ninja,” katanya ditemui di rumahnya, Rabu (31/10/2018).
Sales dealer motor, Yuli Trias Setyaningrum mengatakan, butuh waktu hingga tiga jam untuk menghitung seluruh uang yang dibawa pasutri tersebut. “Uang logamnya ada Rp16 jutaan. Sisanya uang kertas. Untuk mengangkatnya pun harus digotong empat orang pakai kaleng cat,” katanya.
Pembelian sepeda motor dengan menggunakan uang pernah terjadi di Jawa Timur, namun pembelian motor Kawasaki Ninja dengan memakai uang koin di Mojokerto itu sempat viral di dunia maya karena proses penghitungan uang koin di-share di media sosial oleh pegawai dealer.