Kangen Ortu
Cinta Laura Antara Ambisi dan Kesepian
RN – Dalam hidup Cinta Laura, bahkan waktu pun harus dijadwalkan dengan sempurna, seolah kasih sayang punya kalender dan jam kerja. Saat menjadi tamu di podcast Butik Haji Ivan Gunawan, artis berdarah Jerman-Indonesia itu mendadak terdiam, lalu matanya berkaca-kaca ketika bicara tentang sang ayah, pria 75 tahun yang dulu menanamkan disiplin besi, tapi kini lebih sering menanam pohon di halaman rumahnya di Bali.
“Papa itu pemikir banget,” ujar Cinta lirih, seolah menyadari bahwa keheningan bisa lebih bising dari konser.
Ia bercerita, ayahnya kini hidup damai bersama ibunya, makan, berenang, dan berjalan-jalan setiap hari. Namun tetap sulit mensyukuri hal-hal kecil.
BERITA TERKAIT :Cinta Brian Disebut Pacar Brondong Gisella Anastasia
“Kayaknya Papa mirip aku, susah tenang kalau enggak kerja,” tambahnya, seperti sedang menasihati diri sendiri.
Namun di balik kalimat tenang itu, terselip perhitungan yang menampar logika dan emosi bersamaan. Dengan gaya khasnya yang rasional dan perfeksionis, Cinta menghitung sisa waktu yang mungkin ia punya dengan sang ayah.
“Papa aku 75 tahun. Kalau lihat statistik orang Eropa bisa hidup sampai 84–85 tahun. Berarti kalau aku ketemu Papa dua kali setahun, aku cuma punya 18 kali kesempatan lagi buat ketemu dia. Itu menyeramkan loh,” ujarnya.
Cinta mengaku menyesal jarang bertemu sang ayah karena kesibukan. Sementara sang ayah enggan datang ke Jakarta, kota yang baginya terlalu penuh kebisingan, terlalu sedikit ketenangan.
“Papa enggak suka Jakarta, terlalu ramai,” kata Cinta.
Dalam pengakuan yang sama, Cinta juga menyebut ibunya sebagai “penengah yang tangguh”. Tapi bahkan sang penengah pun kerap lelah berada di tengah dua watak baja.
“Aku sama papa keras dua-duanya, jadi mama yang jadi jembatan,” kata Cinta.
Namun karena karakter dirinya dan sang ibu juga berlawanan, konflik pun tetap muncul. “Kami sering bentrok juga, tapi mama luar biasa kuat,” ujarnya, kali ini dengan nada kagum yang jarang terdengar dari sosok setegar dirinya.
