RN – Setiap kali hujan turun di Jakarta, doa warga selalu sama, semoga yang deras cuma curah hujan, bukan kesabaran. Namun Senin malam (27/10), langit tampaknya sedang berlebihan kasih sayang, mengguyur ibu kota hingga Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok naik status jadi Siaga 3.
Menurut data BPBD DKI Jakarta, hingga Selasa (28/10) pagi, 20 RT terendam genangan, sebagian besar di Jakarta Timur, wilayah yang agaknya sudah hapal ritme antara “musim hujan” dan “musim nguras rumah.”
“Genangan terbanyak di Bidara Cina, 100–120 sentimeter,” ujar Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI, Mohamad Yohan.
BERITA TERKAIT :Luapan Kali Ciliwung lagi-lagi menjadi biang. Seperti sinetron panjang tanpa jeda iklan, cerita tentang air naik di hulu dan warga panik di hilir terus diputar ulang setiap tahun — hanya tanggal dan pejabatnya yang berganti.
Sementara di Jakarta Selatan, air setinggi 60 sentimeter membasahi Pejaten Timur. Di Jakarta Timur, genangan meluas ke Bidara Cina, Kampung Melayu, Cawang, hingga Cililitan.
Warga tentu sudah hapal protokolnya, selamatkan motor, amankan rice cooker, dan update Instagram Story dengan caption “banjir lagi, guyss.”
BPBD bersama Dinas SDA, Bina Marga, dan Gulkarmat turun ke lapangan, bukan untuk berdebat soal siapa salah, tapi untuk menyedot genangan yang, entah kenapa, selalu lebih cepat muncul daripada solusi permanen.
“Kami pastikan tali-tali air berfungsi dengan baik,” kata Yohan.
Pemerintah juga mengimbau warga tetap waspada terhadap potensi genangan susulan. Karena di Jakarta, banjir sudah seperti paket langganan: datang rutin, meninggalkan trauma, dan jarang dibatalkan.
“Dalam keadaan darurat, hubungi 112,” imbau BPBD. Nomor yang mungkin tak kalah sering dihubungi dari kurir online — hanya saja, yang dikirim bukan paket, tapi perahu karet.