RADAR NONSTOP - Sederet tokoh PKS di Jakarta loncat. Mereka berada dibarisan Anis Matta.
Partai Gelora menjadi pilihan para tokoh PKS. Triwisaksana alias Sani dan Selamat Nurdin (Bang Didin) tercatat sebagai ujung tombak Gelora di 2024.
Anis Matta paham betul kalau Sani dan Bang Didin bukanlah politisi 'bau kencur'. Keduanya pernah memimpin DPW PKS DKI Jakarta.
BERITA TERKAIT :Apalagi, kiprah dan jejak rekam Sani-Didin diakui elit partai di ibu kota. Dari lobi, menyusun strategi dan manuvernya sulit ditebak bagi lawan politik.
Bahkan Sani-Didin juga pernah memimpin DPW PKS DKI Jakarta. Sejak ditinggal Sani dan Didin, PKS memang terlihat slow dan galau.
Gerakan dan manuver pemilik 16 kursi di Kebon Sirih atau 917 ribu suara itu tak jelas. Kadang membela Anies tapi sering juga 'menyerang' Pemprov DKI Jakarta.
Sebagai partai pengusung, garis PKS harusnya jelas mendukung Anies dan membela pemprov. Pil pahit memang baru dirasakan PKS dengan kalahnya Nurmansjah Lubis atau Bang Ancah dipertarungan pemilihan Wagub.
Dengan mengantongi suara 17 suara, Bang Ancah tumbang dengan jago Ahmad Riza Patria. Politisi Gerindra yang beken disapa Ariza menang dengan memperoleh 81 suara. Ada 100 anggota DPRD dari total 106 anggota yang berhak memilih.
Fraksi-fraksi menilai lobi PKS tak selentur Sani dan Didin. Kalau saja bisa diulang dan Sani-Didin turun mungkin saja Bang Ancah yang menduduki kursi bekas Sandiaga Uno.
Kini tendem Sani-Didin terus bergerak. Senyap dan tak terbaca. Keduanya berhasil menjadi magnet kader PKS untuk berlabuh ke Gelora.
Apakah Gelora mampu membuat galau PKS? Kehebatan Sani-Didin baru bisa terbukti pada 2024.
Sebagai politisi kawakan dan paham akan urat suara di ibu kota tentunya Sani-Didin punya resep maknyus. Sebaiknya PKS tak boleh lengah dengan gerakan Sani-Didin.
Jika lengah, bisa saja PKS akan terus galau dan tergerus dengan daya dobrak Gelora Sani-Didin.