RADAR NONSTOP - Badan Musyawarah (Bamus) Betawi terbelah. Dualisme organisasi yang membawahi ormas asli Jakarta itu ribut lantaran kursi ketua umum.
Zainuddin alias Oding dan Abraham Lunggana alias Haji Lulung mengklaim sebagai ketua umum paling sah. Harusnya kedua tokoh ini bisa bersatu demi Betawi.
Karena pembinaan masyarakat serta budaya Betawi lebih penting ketimbang hanya kursi ketua umum. Akibat keduanya berseteru dana hibah Rp 6 miliar tak bisa cair.
BERITA TERKAIT :Padahal jika salah satu dari mereka mau legowo, dana itu bisa dipakai untuk mengembangkan budaya Betawi. Bahkan, bisa saja dijadikan untuk beasiswa putra dan putri Betawi sekolah ke luar negeri.
Kini APBD 2020 sudah diketok. Dana tak bisa cair karena tidak ada di APBD. Oding adalah politisi Golkar. Dia gagal melenggang ke DPRD DKI Jakarta karena suaranya tidak cukup.
Sementara Lulung, anggota DPR RI dari Fraksi PAN. Lulung bergabung ke PAN setelah dipecat dari PPP lantaran menolak Ahok jadi gubernur dan lebih mendukung AHY-Syilvi lalu ke Anies-Sandi.
Lulung dan Oding sebenarnya saling kenal. Apalagi keduanya pernah menjadi anggota DPRD. Baik Lulung dan Oding sama-sama punya niat membangun Betawi.
Sangat disayangkan ketika kedua tokoh Betawi ini ribut tak ada ujungnya. Kabar beredar, perseteruan keduanya kian memanas karena orang-orang disekelilingnya terkesan mengipasi.
Kalau saja Oding dan Lulung bertemu empat mata pastilah urusan kursi ketua umum sudah selesai. Dan mereka bisa sama-sama membangun Betawi yang berwibawa.
Bamus Betawi didirikan pada 22 Juni 1982 dengan anggota sekitar 64 ormas. Dalam catatan, Bamus Betawi dikenal dan mampu eksis pertama kali saat dipimpin Fauzi Bowo.
Foke sapaan akrab Fauzi Bowo mampu menyatukan seluruh ormas Betawi demi mengangkat harkat dan martabat warga asli Jakarta. Bahkan, acara rutin tahunan Lebaran Betawi digagas saat Foke menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Banyak tokoh menyarankan agar tokoh senior Betawi seperti Foke dan Nachrowi Ramli turun gunung untuk menyatukan Lulung dan Oding. Tapi, islah antara Lulung dan Oding berat jika orang disekeliling mereka tetap tidak berusaha mendamaikan.
Karena perseteruan Ketua Umum Bamus Betawi hanya merugikan ormas dan masyarakat asli Jakarta. Bagi warga Betawi mereka tak peduli siapapun ketua umumnya yang dibutuhkan adalah apa yang bisa diperbuat untuk Jakarta.