RN - DKI Jakarta masih menjadi surga peredaran narkoba. Zat mematikan itu beredar lewat cairan vape.
Data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) RI mengungkapkan sekitar 50 orang di Indonesia meninggal setiap hari karena konsumsi narkoba atau mencapai 18 ribu orang per tahun, dengan rentang usia korban didominasi kelompok muda 14 hingga 25 tahun.
DKI Jakarta saat ini sudah 8.533 orang yang ditahan terkait narkoba. Berdasarkan Indonesia Drug Report 2025, jumlah narapidana dan tahanan kasus narkoba mencapai 141.016 orang. Dari jumlah itu, 76.712 merupakan bandar, pengedar, penadah, dan produsen, sementara sebanyak 64.304 lainnya merupakan pengguna.
BERITA TERKAIT :Provinsi Sumatera Utara tercatat memiliki jumlah tahanan kasus narkoba tertinggi pada 2024 dengan 19.378 orang, termasuk 10.952 bandar dan pengedar. Jawa Timur menyusul di posisi kedua dengan 13.917 orang, disusul Jawa Barat 10.989 orang, Riau 8.767 orang, dan DKI Jakarta 8.533 orang.
Kalimantan Timur menempati posisi keenam dengan 7.979 orang, diikuti Sumatra Selatan 7.593 orang, Sulawesi Selatan 6.823 orang, Kalimantan Selatan 6.766 orang, dan Jawa Tengah 6.106 orang.
Sementara ciri-ciri umum orang yang terpapar narkoba dengan istilah 7 ong plus yakni bohong, nyolong, nodong, songong, ompong, bengong, dan rempong.
Deputi Pencegahan BNN Irjen Muhammad Zainul Muttaqin menyebutkan saat ini terdapat 1.386 jenis narkoba baru di dunia. Mayoritas telah teridentifikasi beredar di Tanah Air.
"Dari jumlah tersebut, 94 jenis sudah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan," kata Zainul dalam Diskusi Terbuka Tentang Bahaya Narkoba di Jakarta, Selasa (4/11).
Zainul menambahkan cairan vape kini juga teridentifikasi mengandung narkotika jenis etomidate, senyawa anestesi yang di Taiwan dikategorikan sebagai narkotika golongan 1.
Di sisi lain, sebanyak 52,97 persen penghuni lembaga pemasyarakatan tercatat merupakan narapidana kasus narkotika.
Zainul menyebut narkoba telah menjadi ancaman serius dunia, dengan angka kematian akibat penyalahgunaan narkoba secara global mencapai 585 ribu orang per tahun atau rata-rata 52 orang meninggal setiap jam.
"Angka kematian akibat narkoba di dunia bahkan lebih besar daripada akibat konflik bersenjata dan terorisme," katanya.
Kampung Narkoba
Walau sering dirazia, peredaran narkoba terus terjadi. Sasaran para bandara adalah anak-anak muda dengan usia 16-25 tahun.
Berikut daerah yang kerap dicap kampung narkoba di Jakarta:
1. Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Lokasinya yang padat penduduk dan labirin gang-gang sempit sering menjadi tantangan bagi aparat dalam melakukan penggerebekan. Narkoba jenis sabu dan ekstasi dilaporkan banyak beredar di sini.
2. Kampung Ambon, Cengkareng, Jakarta Barat. Wilayah ini juga dikenal sebagai salah satu titik rawan. Banyak operasi besar telah dilakukan di sini untuk memberantas jaringan narkoba.
3. Manggarai, Jakarta Selatan. Beberapa area di Manggarai, khususnya yang berdekatan dengan rel kereta api atau permukiman padat, juga pernah menjadi sasaran operasi penegak hukum karena peredaran narkoba.
4. Tanah Merah, Jakarta Utara. Kawasan ini juga kerap disebut sebagai salah satu lokasi yang rawan terhadap peredaran narkoba.
5. Beberapa area di Jakarta Timur (misalnya Jatinegara atau Matraman): Meskipun tidak seterkenal Kampung Bahari atau Kampung Ambon, beberapa titik di Jakarta Timur dengan karakteristik padat penduduk juga menjadi perhatian aparat.