RN - Situasi di Taiwan negara tersebut memanas dalam beberapa hari ini setelah kunjungan Ketua House of Representatives (HOR) atau Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi pada awal Agustus lalu.
RRC pun mengecam kunjungan Pelosi. Bahkan setelah kunjungan tersebut, RRC melakukan latihan militer, antara lain dengan menembakkan roket ke arah Taiwan. Jet dan kapal perang juga diarahkan China ke Selat Taiwan.
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid mengakui, situasi di Taiwan saat ini aman bagi 300 ribu WNI seperti disampaikan Kemenlu RI.
BERITA TERKAIT :Namun dia mengingatkan, situasi di Taiwan bisa berubah dengan sangat cepat, tergantung berbagai hal, baik respons Taiwan dan AS maupun situasi dalam negeri RRC sendiri.
Meutya menekankan bahwa kepentingan nasional RI adalah keamanan dan keselamatan WNI.
"Itu adalah hukum tertinggi yang mesti kita junjung tinggi," ujar Meutya Hafid dalam keterangan tertulisnya di Jakarta.
Karena itu, politisi perempuan Partai Golkar itu meminta Kemenlu sejak dini menyiapkan pola komunikasi yang paling efektif dengan semua WNI di Taiwan.
"Penting bagi Kemenlu untuk menyiapkan komunikasi yang efektif agar dengan satu langkah, perwakilan RI di Taiwan bisa mengumpulkan semua WNI dalam persiapan evakuasi," kata Meutya yang juga Ketua DPP Partai Golkar.
Hal lain yang diingatkan Meutya adalah jalur evakuasi dan titik kumpul semua WNI.
"Angka 300 ribu itu jumlah yang banyak. Karena itu semua persiapan perlu dilakukan secara cermat agar tidak terjadi kepanikan pada waktu evakuasi," jelas legislator Dapil Sumut I tersebut.
Hal terakhir yang ia ingatkan terkait transportasi untuk mengangkut semua WNI. Kemenlu diminta sejak dini bekerja sama dengan maskapai penerbangan maupun TNI agar evakuasi berjalan aman dan lancar.
Sebelumnya, Pelosi dan rombongannya, yang mencakup enam anggota parlemen AS lainnya, tiba di Taipei pada Selasa (2/8/2022) tengah malam waktu setempat. Pada Rabu (3//2022) pagi, Pelosi mengunjungi parlemen Taiwan kemudian kantor kepresidenan Taiwan untuk bertemu Presiden Tsai Ing-wen.
Kunjungan yang dilakukan di tengah rentetan ancaman dan peringatan keras China ini, menjadikan Pelosi dari Partai Demokrat AS ini sebagai pejabat AS dengan posisi tertinggi yang mengunjungi Taiwan dalam 25 tahun terakhir.
Kedatangan Pelosi ke Taiwan itu disambut China dengan latihan militer. Militer China mengatakan dalam siaga tinggi sebagai tanggapan kunjungan tersebut.
Kini Pelosi telah meninggalkan Taiwan usai menuntaskan kunjungan kontroversial yang memancing amarah China.