RN - Ridho Suhendro alias RS tewas mengenaskan. Bagian tubuhnya dipotong menjadi 10.
Pemuda berusia 28 tahun itu ditemukan di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi. RS adalah seorang kurir ojek online (ojol).
Walau polisi belum mengungkap secara terbuka apa motifnya, tapi dari beberapa kasus mutulasi yang terungkap biasanya didasari dendam dan sakit hati.
BERITA TERKAIT :Dendam dan sakit hati jika diuraikan dilandasi beberapa kasus seperti terkait harta, utang piutang dan cinta segi tiga
Nah, cinta segi tiga seringkali menjadi motif utama pembunuhan keji hingga terjadi mutilasi. Diketahui, Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat mengaku, motif pembunuhan sudah terungkap.
Tapi, Tubagus Ade Hidayat belum mau mengumumkan secara resmi. Sementara Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan menjelaskan pihaknya mendapatkan gambaran identitas korban setelah mendapatkan laporan dari seorang warga.
Keluarga meyakini jasad korban mutilasi ini adalah anggota keluarganya yang hilang. Warga tersebut mengenali ciri-ciri bagian tubuh yang ditemukan di Jl Pantura Raya, Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi.
"Potongan tubuh itu diyakini orang hilang berinisial RS, warga Tambun Selatan, Bekasi," ucapnya.
Dua dari tiga pelaku sudah diamankan polisi. Hingga kini polisi masih menyelidiki kasus mutilasi di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi.
Saat ini polisi masih mencari bagian tubuh lain korban mutilasi.
"Yang ditemukan itu ada 10 potongan, terdiri atas 6 potongan bari bahu sampai pergelangan tangan, kemudian 4 potongan kaki mulai lutut sampai pergelangan kaki. Untuk bagian kepala dan bagian tubuh lainnya masih dalam pencarian," jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan, Sabtu (27/11/2021).
Zulpan menjelaskan saat ini tim kepolisian masih melakukan pencarian terhadap anggota bagian tubuh lainnya. Polisi disebar ke beberapa tempat untuk melakukan pencarian.
Sementara itu, identitas korban saat ini sudah dikantongi pihak kepolisian. Polisi akan melakukan pencocokan data korban dengan keluarga.
"Untuk identitas korban saat ini memang sudah didapatkan, tetapi masih kita lakukan pencocokan dengan keluarga yang mengaku kehilangan," bebernya.
Zulpan menambahkan pihaknya akan mengambil sampel DNA pembanding dari keluarga. Tes DNA dilakukan untuk memberi kepastian apakah identitas korban adalah anggota keluarga dari warga tersebut.
"Saat ini anggota masih melakukan penyelidikan," tuturnya.