RADAR NONSTOP - Kasus Corona di DKI Jakarta terus melonjak. Sabtu (15/8/2020), tercatat ada 583 tambahan pasien positif.
Setelah Jakarta ada Jawa Timur yakni 436 kasus, Jawa Barat 237 kasus, Sumtera Utara 195 kasus dan Jawa Tengah 131 kasus. "Karena Jakarta jujur soal data pasien dan terbuka," tegas Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M Taufik kepada wartawan, Minggu (16/8).
Dia mengatakan, totalitas Jakarta melawan virus Corona (COVID-19) dengan aktif mencari kasus baru yang akhirnya menghasilkan lonjakan data kasus positif di ibu kota.
BERITA TERKAIT :"Ini soal keselamatan dan soal nyawa warga. Angka positif yang tinggi itu karena DKI gencar mencari di masa wabah virus Corona. Pemprov DKI bekerja menemukan orang-orang yang terpapar dan mengisolasinya untuk memutus rantai penyebaran virus," ungkap Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta yang biasa disapa MT ini.
Kata dia, DKI secara rutin melakukan tes jemput bola atau disebut active case finding. "Dilakukan untuk melacak dan menemukan kasus positif Covid-19 terhadap orang asimptomatik. Tes PCR dilakukan di seluruh puskesmas di DKI," ujarnya.
"Karena menurut standard WHO, harus melakukan PCR testing terhadap seribu orang (bukan spesimen) per sejuta penduduk per minggu. Jakarta kini sudah hampir 4 kali lipat standard WHO," ungkapnya.
Selain jumlah tes, WHO juga mensyaratkan positivity rate (rasio positif) maksimal 10 persen, idealnya 5 persen. Positivity rate adalah persentase kasus positif berdasarkan total kasus yang diperiksa. "Jadi bedakan lonjakan kasus positif dengan menyisir dan jemput bola dengan menunggu. Nah, DKI itu bergerak jemput bola," tambah MT.