Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Bongkar Pasang Pasangan Hingga Kubu Birokrasi Di Pilkada Tangsel

BCR/RN | Rabu, 22 Juli 2020
Bongkar Pasang Pasangan Hingga Kubu Birokrasi Di Pilkada Tangsel
Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul
-

RADAR NONSTOP- Berkoalisinya PDIP dengan Partai Gerindra mengusung Muhamad-Rahayu Saraswati di Pilkada Tangerang Selatan telah mewarnai peta kekuatan di Pilwalkot Tangerang Selatan (Tangsel).

Setidaknya, ada tiga pasangan yang sudah mendapat dukungan dari partai politik pemilik kursi di Tangsel, yakni Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan, Siti Nur Azizah-Ruhama Ben, dan Muhammad-Rahayu Saraswati. 

Penetapan Muhamad dan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo itu sendiri sebagai bakal calon (Bacalon) Walikota dan Wakil Walikota Tangsel oleh Partai Gerindra cukup mengagetkan. Pasalnya, Muhamad di gadang-gadang berpasangan dengan Azmi Abubakar yang di usung Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

BERITA TERKAIT :
Pramono Jangan Mau Dikibuli, Para Pemburu Jabatan Jago Klaim Dan Pasang Boneka
Fauzi Bowo Beserta Masyarakat Yakin Pramdoel Akan Jadi Pemimpin Jakarta

Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul mengatakan, dinamikan pilkada Tangsel terutama penetapan Muhamad dan Rahayu Saraswati merupakan campur tangan kuat dari elit partai pusat. 

Kata Adib, kalau klaim beberapa waktu lalu Muhamad bakal bikin kejutan, ini bukan Muhamad bikin kejutan tetapi terbalik justru Muhamad yang dikejutkan. 

“ Kita tahu sebelumnya ada informasi beredar bahwa Muhamad sempat menolak Rahayu Saraswati, dia enggan dengan calon yang diajukan oleh gerinda itu. Tapi hari ini Muhamad seolah 'Dipaksa' harus berduet dengan saras karna perkawinan PDIP dan Gerindra,” ungakapnya.

Menurut Adib, sebenarnya kejutan Muhamad ternyata untuk PSI. Ibarat papatah habis manis sepah dibuang. Dulu PSI yang yg merekom pertama kali, berjuang mati-matian agar berduet dengan Azmi Abubakar, tetapi ditinggalkan saat ada dukungan politik yg lebih besar. 

“ Pepatah habis manis sepah dibuang akan luntur, ketika PSI masih setia mendukung Muhamad. Nah ini menarik untuk ditunggu,” ucapnya.

Meski begitu kata Adib, koalisi dua partai besar PDIP dan Gerindra sangat menarik. Setidaknya ingin memberi pesan kepada petahana dan publik Tangsel, bahwa Tangsel yang urban dan multi etnis adalah representasi dari Muhamad- Saras (Rahayu Saraswati).

Ia mengungkapkan, dalam pilkada Tangsel telah mulai ada dua kubu pasalnya Muhamad dan Banyamin Davnie merupakan tokoh birokrasi.

“ Ini menjadi tantangan tersendiri bagi kedua calon, (ben dan muhamad) untuk menjaga kinerja birokrasi yg harus netral tanpa terganggu dengan rivalitas mereka. Jangan soal syahwat politik mereka, ASN terbelah dan pelayanan kepada publik terganggu. Jelas ini tdk boleh,” katanya.

Peran Airin saat ini sampai lengser sangat menentukan. Kata Adib, Disisi lain dia harus netral demi kinerja anak buahnya, disisi lain dukungan secara politik ada di calon Benyamin Davnei karena ia  merupakan petinggi salah satu partai yang mengusungnya.

“ Ada rivalitas tapi Airin dituntut harus menjadi wasit yang netral. Ini jelas dilematis bagi airin, karena yang pasti Airin ingin mengakhiri lengser kekuasaan dengan 'landing smoth', “ tutup Adib.