Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co
Rekan Indonesia Tangsel

Sesalkan Puskesmas Pondok Benda Rujuk Lepas Suspect Corona

RN/CR | Senin, 16 Maret 2020
Sesalkan Puskesmas Pondok Benda Rujuk Lepas Suspect Corona
Pasien corona di ruang isolasi Rumah Sakit -Net
-

RADAR NONSTOP - Wabah corona melanda berbagai wilayah di Indonesia. Pemerintah melalui kementerian kesehatan (Kemenkes) sudah menetapkan tata cara penanganan pasien suspect corona guna mencegah terjadinya penyebaran virus SARS COV-2 penyebab penyakit COVID 19.

WHO mencatat kasus COVID 19 yang wafat sebanyak 6.515 di seluruh dunia. Sedangkan di Indonesia angka penderitajuga semakin meningkat, per minggu (15/3) kasus positif COVID 19 sudah mencapai 21 kasus sehingga total sudah mencapai 117 kasus, 5 kasus menyebabkan kematian, dan 8 orang dinyatakan sembuh.

Ditengah melonjaknya kasus corona di negara ini dan pemerintah juga sedang meningkatkan kewaspadaan terhadap wabah corona. Ternyata, masih ada petugas kesehatan yang belum memahami standar operasional penanganan dan penanggulangan kasus corona. 

BERITA TERKAIT :
DPRD Tangsel Tancap Gas, Kebut 12 Raperda Di 2025
Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor

Hal ini terjadi di Tangerang Selatan (Tangsel), Banten dimana ada warga DKI berusia 60 tahun di diagnosa suspect SARS COV 2 saat diperiksa di Puskesmas Pondok Benda dan oleh Puskesmas di rujuk lepas untuk mencari sendiri RS yang ditunjuk untuk menangani Corona.

"Dengan diantar anak pasien menggunakan mobil pribadi, warga DKi suspect tersebut ternyata tidak mendapatkan pelayanan yang diharapakan karena semua RS yang didatangi menyatakan penuh,” papar Deni Martini, Ketua Rekan Indonesia Tangsel dalam siaran persnya hari ini di Pamulang (16/3/2020).

Deni biasa dia dipanggil menjelaskan, bahwa warga DKI ini sebut saja Ir pada tanggal 15 Maret 2020 berkunjung ke rumah anaknya di Tangsel. Saat sedang berkunjung sore hari Ir mengeluh demam dan terasa sulit bernafas. Jam 20.00 Ir oleh anaknya dibawa ke UGD Puskesmas Pondok Benda dengan keluhan demam, sesak nafas, batuk, dan perih saat menelan.

Oleh puskesmas dilakukan pemeriksaan dan hasil pemeriksaan di diagnosa suspect corona. Apalagi Ir juga bercerita sebelumnya pernah bertemu dengan saudaranya yang bekerja di luar negeri. 

"Pihak keluarga sudah mencoba berkoordinasi dengan dinas kesehatan Tangsel dan RSUD Tangsel tapi tidak ada tanggapan. Selain itu juga mengkontak 112 dan 119 juga sama, tidak mendapat respon bahkan jam 5 kembali di kontak juga tetap tidak ada respon,” papar Deni.

RS Rujukan Pasien Corona Penuh

Masih menurut Deni, karena sampai jam 5 tidak ada respon apapun dan kondisi Ir makin lemas. Maka pihak keluarga memutuskan rujuk lepas agar bisa dibawa ke RS di Jakarta. Puskesmas pun memperbolehkan rujuk lepas.

"Di Jakarta ternyata tidak bisa mendapat tindakan apapun karena mulai dari RS Fatmawati, RSUD Pasar Minggu, RS Polri Kramat Jati, dan RS Persahabatan semua tidak dapat menerima Ir karena semua RS tadi posisi penuh,” tambah Deni.

Deni menuturkan, pagi harinya sekira jam 8.00 WIB, anak Ir menghubungi call center Rekan Indonesia. Rekan Indonesia segera berkoordinasi dengan Dinkes DKI. Akhirnya petugas kesehatan RS Persahabatan menemui Ir diparkiran RS Persahabatan. Petugas menerangkan bahwa RS sudah penuh dan tidak bisa melakukan tindakan pemeriksaan lanjut karena banyak pasien positif corona yang sedang ditangani. Tidak lama berselang Dinkes DKI menelpon anak Ir dan mengarahkan agar Ir di isolasi di rumah dan pemeriksaan akan dilakukan oleh puskesmas terdekat.

"Saat ini posisi Ir sudah di isolasi di rumah dan mendapat penanganan intensif puskesmas di dekat rumahnya di Jakarta,” pungkas Deni.

Melihat kejadian di atas, Deni menyesalkan tindakan rujuk lepas yang dilakukan oleh Puskesmas Pondok Benda Tangsel karena hal tersebut akan beresiko semakin luasnya penyebaran virus corona. Apalagi di Jakarta, Ir dibawa kesana kemari dari satu RS ke RS lain yang beresiko sama yaitu semakin tersebarnya virus corona kemana mana.

"Ini menunjukan Pemkot Tangsel belum serius melihat ancaman dari bahaya virus corona. Terbukti pemahaman tenaga kesehatan di Tangsel masih minin terhadap prosedur penanganan pasien terdiagnosa Covid 19,” kesal Deni.

Tangsel sebagai daerah penyangga ibukota harusnya bisa lebih paham tentang bahaya virus corona, sehingga tata cara penanganannya terhadap warga yang terdiagnosa corona benar benar ditangani sesuai standar yang sudah ditetapkan Kemenkes RI.

"Jika seperti ini maka Tangsel akan menjadi hambatan pemerintah dalam menangani wabah corona,” pungkasnya.