RADAR NONSTOP - Banjir Jakarta membuat warga kesal. Mereka menuding para caleg yang saat Pemilu 2014 memasang spanduk, baliho dan stiker.
"Mana itu caleg yang dulu ngemis suara di kampung kami. Menghilang dan hanya bisa teriak kritik sana sini," aku warga di Kedoya Utara, Jakbar, Jumat (28/2).
Para caleg saat pemilu kata warga hanya bisa berorasi dan janji manis. "Kami miris para dewan terhormat itu kok diam saja dan nikmat di kursinya," sindir Sukar warga Cipinang Melayu, Jaktim.
BERITA TERKAIT :Para caleg itu kata dia, hanya datang saat reses. "Itupun jarang. Kalau reses DPRD DKI dan DPR datang dan teriak-teriak bak pahlawan," ungkapnya.
Dia mengaku, yang hadir ke lokasi banjir hanya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan jajarannya. "Anies masih mau datang banjiran, lha ini DPRD dan DPR mana ada. Kalau di TV dan medsos dah paling itu politisi dah kaya orang paling peduli," ungkap warga Senen, Jakpus.
Jakarta sejak awal tahun 2020 sudah dihajar banjir. Pada tanggal 25 Februari 2020 sekitar
294 RW yang terendam banjir dengan jumlah warga yang sempat mengungsi kira-kira 15 ribu jiwa. Penyebab banjir sejauh ini disebut karena curah hujan tinggi.
Curah hujan pada 25 Februari sebesar 278 mm/hari berdasarkan Stasiun Meteorologi Kemayoran, menyebabkan beberapa pintu air mengalami kenaikan status siaga dan sungai meluap.