RADAR NONSTOP - Bakal Calon Walikota Tangerang Selatan (Tangsel), Siti Nur Azizah terus ramai diperbincangkan. Kehadiran putri Wakil Presiden Ma'aruf Amin yang disebut SNA itu seperti magnet politik Tangsel.
Meski akhir-akhir ini kabarnya SNA kalah dalam survei, namun justru kabar tersebut membuatnya semakin mendapat dukungan warga.
Ketika berbincang dengan Radarnonstop.co (Rakyat Merdeka Group), Widya Kusumawati (40), warga Jalan Al-Barkah, Cirendeu, Ciputat Timur, Tangsel, mengaku akan mendukung SNA memenangkan Pilwalkot Tangsel 2020.
BERITA TERKAIT :Dia menilai, SNA akan bisa membawa Tangsel ciamik alias baik. Alasannya, menurut dia, kehadiran SNA dalam pemilihan kepala daerah di Tangsel bukan datang dari keluarga koruptor.
"Saya mengenal Ibu Siti Nur Azizah itu baik, apalagi latar belakangnya dari keluarga beragama. Saya akan mendukung sampai di pemilu nanti. Dia orang baik, taat beragama dan latar belakangnya dia bukan dari keluarga koruptor ya," terang Widya saat ditemui, Senin (23/12/2019).
Seperti informasi yang diperoleh SNA maju di Pilkada Tangsel 2020 telah mendapat restu dari ayahanda Ma'aruf Amin.
Bahkan, dukungan lain semakin mengalir seperti dukungan dari Ketua PBNU, KH Said Aqil Siroj, petinggi parpol dan beberapa ormas lainnya.
Pengamat politik dan kebijakan publik dari Universitas Islam Syekh Yusuf (Unis) Tangerang, Adib Miftahul menilai SNA memiliki peluang besar untuk memenangkan Pilwalkot Tangsel. Meski, kata dia, jika melihat elektabilitas masih menjadi catatan.
"Peluang SNA terbuka lebar, tapi kalau lihat elektabilitas saya pikir masih menjadi catatan. Bagaimanapun SNA adalah orang yang tiba-tiba datang di Tangsel, kan gitu istilahnya,"jelas Adib Miftahul.
Disisi lain Adib menilai, kehadiran Siti Nur Azizah dalam Pilkada Tangsel, datang bukan dari keluarga koruptor disebut bukan menjadi salah satu jaminan bahwa putri Ma'aruf Amin itu dapat menaklukkan lawan-lawannya di Pilkada nanti.
"Tangsel itu bukan soal koruptor dan calon keturunan bukan koruptor. Contoh nyatanya, mohon maaf, Bu Airin yang diidentikkan dengan dinasti dan suaminya koruptor, justru periode kedua tetap terpilih," terangnya.