RADAR NONSTOP - Munculnya bakal calon kepala daerah di Pilwalkot Tangsel 2020 dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Tangsel diduga menjadi kandidat balon boneka.
Pasalnya, balon dari kalangan ASN Pemkot Tangsel, itu takut mengikuti jejak Siti Nur Azizah mundur dari ASN, setelah beramai-ramai mereka melakukan pendaftaran dibeberapa partai politik.
Pengamat kebijakan publik dan politik Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Tangerang, Adib Miftahul menilai ada kecurigaan dari banyaknya ASN Tangsel ingin menjadi kepala daerah.
BERITA TERKAIT :Alasannya, dalam proses Pilkada itu tidak ada satupun dari kalangan ASN Pemkot Tangsel tidak mau mengundurkan diri.
Menurut Adib, dalam proses itu, kata Adib, nanti masyarakat akan menganggap bahwa mereka maruk (murka, red) jabatan setelah tidak terpilih mereka bisa balik lagi kepada posisinya sebagai ASN.
"Tidak mengundurkan diri, padahal sudah mendaftarkan diri diberbagai partai itu sama saja tidak punya etika dan moral dalam berpolitik. Ini sangat ironis sekali,"terang Adib Miftahul, Rabu (13/11/2019).
Selain itu, terkait ASN yang diduga maju sebagai kepala daerah Tangsel karena punya tujuan untuk memuluskan calon yang lain, sama saja mereka melakukan kelebihan demokrasi atau sengaja dipasangkan sebagai calon boneka.
"Berpolitik itu harus gentlemen atau punya jiwa ksatria. Maksudnya begini hendaknya kepada para ASN yang maju jadi calon kepala daerah harus elegan mundur sebagai ASN. Di situlah bisa menjadi salah satu ukuran demokrasi itu berjalan dengan baik," jelas Adib.
Seperti diketahui, terdapat tiga ASN dari lingkungan Pemkot Tangsel telah melakukan pendaftaran keberbagai partai politik.
Ketiga ASN dilingkup Pemkot Tangsel, diantaranya Sekda Muhammad, Lurah Cipayun Tomi Patria, dan Kepala SMPN 4 Rita Juwita.