Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co
Wisata Religi Makam Keramat Tajug

Makam Keturunan Rasul Penuh Karomah di Tangsel

Doni | Sabtu, 02 November 2019
Makam Keturunan Rasul Penuh Karomah di Tangsel
-

RADAR NONSTOP- Menikmati hari libur dengan mengunjungi tempat wisata menjadi salah satu pilihan banyak orang untuk melepas penat.

Bahkan untuk menghabiskan waktu libur itu tidak sedikit warga memilih mencari tujuan wisata kuliner, belanja, wisata alam, wisata edukasi dengan berkunjung ditempat sejarah, atau wisata lainnya.

Apalagi dengan hiruk-pikuknya kesibukan kerja di Ibukota, keberadaan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pun bisa menjadi alternatif tujuan wisata. 

BERITA TERKAIT :
Bangun Koalisi Besar Bersama PDIP, Wali Kota Tangsel Siap Nyeruduk 
Jadi Program Strategis, Kawasan Kumuh di Tangsel Bakal Ditata

Salah satunya wisata religi yang akhir-akhir ini banyak digandrungi kalangan berumur untuk edukasi menggali sejarah masa lalu.

Wisata religi pun bisa dilakukan ditempat seperti masjid, makam, bahkan dilakukan di candi-candi yang memiliki nilai sejarah dan menarik untuk disimak cerita masa lalunya. 

Seperti salah satunya keberadaan wisata religi di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang perlu untuk dikunjungi, yakni keberadaan makam Kramat Tajug, di Cilenggang, Serpong, Tangsel. 

Pasalnya, keberadaan makam Kramat Tajug, itu jika disimak memiliki cerita menarik untuk edukasi dan menjadi pilihan wisata religi bagi kalangan berumur.

Menurut juru kunci makam Keramat Tajug, Ustad Anton Fadillah saat dikunjungi Radarnonstop.co (Rakyat Merdeka Group) mengatakan, makam Keramat Tajug yang menjadi daya tarik wisata religi karena ada keberadaan makam salah satu keturunan Rasulallah SAW yang disemayamkan.

Beliau, kata Ustad Anton, keturunan Rasulallah SAW tersebut adalah TB Muhammad Atif bin Sultan Ageng Tirtayasa, salah seorang penyebar agama Islam di tanah Banten.

"Almarhum TB Muhammad Atif bin Sultan Ageng Tirtayasa merupakan seorang penyebar Islam di wilayah Banten, beliau masih nyambung dalam silsilah keturunan Rasulallah SAW. Dari keulamaan dan keilmuan, beliau memang diakui secara mu'tabarah dari ulama jaman dahulu,"terang Ustad Anton Fadillah ketika berbincang dengan Radarnonstop.co.

Kendati demikian, Ustad Anton menduga adanya banyak peziarah yang berkunjung di makam Keramat Tajug tak lain dari do'a-do'a yang mereka (peziarah, red) kirimkan banyak yang terkabul.

"Mungkin karena karomah yang diberikan oleh Allah SWT kepada beliau saat masih hidup atau semasa meninggalnya, mungkin karena itu jadi banyak para peziarah yang datang ke makam Keramat Tajug. Apalagi saat malam Jum'at tempat ini dipenuhi para peziarah,"ungkapnya.

Tak hanya dari cerita segelintir orang saja bahwa makam Keramat Tajug memiliki cerita sejarah yang menarik untuk disimak. Keberadaan makam Keramat Tajug, itu pun diakui oleh salah seorang sejarawan Tangsel, TB Sos Rendra.

Menurut cerita versi TB Sos Rendra, almarhum TB Muhammad Atif saat itu diutus oleh kerajaan Banten untuk menyebarkan ajaran Islam pada tahun 1667. 

Dulunya, kata TB Sos Rendra, masyarakat sini (Banten, red) tidak mengenal agama. Namun dengan kehadiran beliau lambat laun masyarakat jadi mengerti tentang agama setelah TB Muhammad Atif melakukan penyebaran ajaran Islam.

"Dengan didukung cerita sejarah yang kuat tentang TB Muhammad Atif sebagai seorang penyebar ajaran Islam di Banten, maka saya setuju jika makam Keramat Tajug dijadikan wisata religi oleh Pemkot Tangsel untuk dimasukan dalam agenda tujuan wisata,"jelas TB Sos Rendra.

Seperti informasi yang berhasil diperoleh Radarnonstop.co, makam keramat Tajug menjadi salah satu tempat ziarah yang banyak dikunjungi wisatawan lokal. Sedikitnya, 30 wisatawan lokal setiap hari banyak yang menyambangi makam Keramat Tajug.

Selain itu, yang menjadi daya tarik wisatawan adalah keberadaan makam Keramat Tajug memiliki nilai cagar budaya tinggi dengan adanya salah satu pemakaman yang usianya diperkirakan mencapai 300 tahun lebih.