Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

PR Buat Anies, Korupsi Tertinggi Ada di Jakpus dan Jaksel 

NS/RN | Selasa, 01 Oktober 2019
PR Buat Anies, Korupsi Tertinggi Ada di Jakpus dan Jaksel 
-

RADAR NONSTOP - Anies Baswedan dinilai berhasil dalam membahagiakan warga Jakarta. Hal ini terungkap dalam hasil survei dari Center For Sosial Political Economic and Law Studies.

Walau bahagia, tapi ada beberapa pekerjaan rumah (PR) bagi Anies seperti pungli dan korupsi. Nah, Jakpus dan Jaksel masuk katagori dugaan pungli dan korupsi terbesar. 

Dalam survei Pemetaan dan Evaluasi Kinerja Dua Tahun Gubernur Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta pada 9-13 September 2019 dengan melibatkan 35 peneliti dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif menyebutkan Jakpus (17,5 persen) dan Jaksel (18,6 persen) dalam bahaya korupsi.

BERITA TERKAIT :
Bupati Sidoarjo Sudah Tersangka, Tapi Gus Muhdlor Belum Dibui 
NasDem Dorong Anies, Pilkada Jakarta Bakal Jadi Pilpres Jilid II

"Ada delapan indikator yang dipotret," tegas Ubedilah Badrun saat diskusi hasil survei Pemetaan dan Evaluasi Kinerja Dua Tahun Gubernur Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta di Jakarta, Senin (30/9/2019).

Indikator itu adalah lingkungan sosial (keamanan, kebersihan, keindahan, ketertiban dan keharmonisan); birokrasi (pelayanan, kemudahan akses); ingkat korupsi (program, pungli, suap); kemiskinan (akses pekerjaan, kelayakan hunian); infrastruktur (pembangunan perawatan jalan, trotoar, akses jalan lingkungan, saluran air, jembatan penyebrangan, pasar, pembuangan sampah, gelanggang olahraga, dan akses difable).

Kemudian kepemimpinan gubernur (kecepatan dan kesigapan, keberpihakan pada rakyat, komunikasi politik, keterpilihan menjadi gubernur, kelayakan menjadi calon presiden, keterpilihan menjadi presiden);tingkat kebahagiaan (kepuasan menjalani hidup, kesehatan, waktu yang cukup untuk keluarga, kualifikasi pendidikan, partisipasi pentas seni dan sosial, pelayanan publik, dukungan sosial dan keamanan, tingkat polusi udara/air, kepemilikan tempat tinggal, penataan ruang).

Sedangkan realisasi janji Gubernur DKI Jakarta (harga kebutuhan pokok, kartu pangan, penghentian proyek rekalamasi, ruang menyusui di area publik, suami cuti saat istri melahirkan, kredit usaha perempuan mandiri, bebas dari ancaman pelecehan dan pemerkosaan, akses transportasi, akses wisata ke Pulau Seribu, manfaat Taman Science, Pusat Kebudayaan Betawi, manfaat Festival Olahraga, manfaat Pos Layanan Dokter Komunitas, manfaat Kampung Susun, Kampung Deret dan Rumah Susun, manfaat Pusat Kegiatan Warga, manfaat bantuan sosial dari gubernur, manfaat bJakarta berbenah menjadi Kota Hijau, pengertahuan program DP rumah 0%, pelaksanaan program DP rumah 0%).

Ubedilah mengatakan, indikator survei tersebut termasuk indikator yang merujuk pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik.

Survei ini mengindikasikan indikator-indikator kinerja Pemprov DKI Jakarta secara umum mendapatkan penilaian yang baik oleh masyarakat. Terkait indikator lingkungan sosial, kemiskinan, infrastruktur, kepemimpinan, indeks kebahagiaan, dan janji gubernur secara umum rata-rata mendapat respons positif sebesar 82%. 

"Ini menunjukkan penilaian masyarakat pada kinerja pemerintah DKI Jakarta sangat baik," sebutnya.

Tetapi dalam indikator tingkat korupsi masih ada 28,3 persen responden dari seluruh wilayah DKI Jakarta menyatakan masih sering terjadi pungli dan suap. Masyarakat yang memberikan penilaian negatif dalam hal tingkat korupsi tertinggi, yaitu di daerah Jakarta Pusat (17,5 persen) dan Jakarta Selatan (18,6 persen).

Dalam bidang pelayanan publik secara umum pandangan masyarakat baik, tapi ada satu wilayah yaitu Kepulauan Seribu yang pandangan masyarakatnya terhadap pelayanan birokrasi negatif. Persentase buruknya mencapai 31,4 persen.

Terkait kinerja kepemimpinan Gubernur secara umum dari semua item dalam indikator kepemimpinan, masyarakat Jakarta menilai sangat positif mencapai rata-rata 14,23 persen. Sedangkan penilaian positif terhadap kepemimpinan Gubernur mencapai rata-rata 38,78 persen.

Lalu penilaian negatif terhadap kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan mencapai rata-rata 5,05 persen, selebihnya memilih cukup, tidak positif, dan sangat tidak positif.

Uniknya warga Jakarta ketika ditanya apakah masih menghendaki Anies Baswedan menjadi Gubernur DKI untuk periode berikutnya, angkanya juga cukup tinggi. Sebanyak 27,26 persen masyarakat Jakarta masih menghendaki Anies Baswedan menjadi gubernur.

Pada kesempatan yang sama, Prof Siti Zuhro, peneliti LIPI mengatakan, persoalan pungli harus menjadi perhatian Gubernur Anies. Begitu juga dengan sikap dari warga Kepulauan Seribu.

"Artinya program DKI di Kepulauan Seribu belum membumi. Jadi ini adalah pekerjaan rumah dari gubernur," ucapnya.

#Anies   #Pungli   #Korupsi