RADAR NONSTOP- Pemilihan Wali Kota Tangsel 2020 mendatang dipastikan bakal seru. Pasalnya, kandidat calon Wali Kota yang mulai bermunculan dinilai tidak begitu dominan, sehingga peluang calon kandidat Wali Kota masih dapat bersaing dengan ketat, Selasa (11/9/2019).
Menurut pengamat politik yang juga pendiri Lembaga Survei Konsepindo, Veri Muhlis Arifuzzaman menilai beriaknya situasi jelang Pilwalkot dinilai wajar dan sudah sepantasnya begitu.
Alasannya, kata Veri, Tangsel sebagai kota baru yang punya banyak potensi dan sumber daya akan menjadi daya pikat bagi siapapun. Apalagi posisi strategis Tangsel yang merupakan bagian dari megapolitan kawasan Ibu Kota.
BERITA TERKAIT :“Ya Tangsel pasti akan menarik. Airin sudah selesai, tidak bisa mencalonkan diri lagi. Buat para petarung politik, itu peluang besar. Selain itu semua tahu, Tangsel itu strategis,” ujarnya saat dihubungi Radarnonstop.co (Rakyat Merdeka Group), Selasa (11/9/2019).
Terkait peluang para pendaftar yang maju di penjaringan, Veri menilai semua punya kans yang sama karena tidak ada figur yang dominan dari nama-nama yang muncul ke permukaan.
Bahkan menurutnya, Benyamin Davnie yang sudah dua periode mendampingi Airin sebagai wakil walikota juga tidak dominan.
“Strong supporter Pak Ben masih kecil, padahal sudah dua periode memimpin Tangsel bersama Airin. Saat yang sama Pak Ben juga tidak teruji sebagai politisi, bahkan Partai Nasdem yang Pak Ben masuk di dalamnya, untuk periode ini tidak dapat kursi sama sekali. Hal ini membuat peta persaingan jadi menarik, intinya semua punya peluang,” kata alumni UIN Ciputat ini.
Veri menyatakan figur yang turun ke bawah, sering berjumpa dengan rakyat, tidak dalam kapasitas menggunakan fasilitas negara, bergaul alamiah dengan pemilih di Tangsel, akan punya kesempatan besar untuk menang.
Menurutnya, orang yang coba-coba dan lalu ikut pilkada di Tangsel akan kalah, itu karena pemilih di Tangsel punya kekhasan tersendiri.
“Pemilih di Tangsel itu terdiri dari dua arus besar, pemilih kelas menengah atas dan pemilih menengah bawah, bisa dilihat berdasar pemukiman dan pendidikannya. Kalau semua turun gunung, ikut partisipasi, pasti akan seru. Mereka yang hanya menggarap salah satu dari dua arus ini, akan tumbang, kalau partisipasi tinggi,” pungkasnya.