RADAR NONSTOP - Massa dari Perhimpunan Masyarakat Madani (Prima) menggelar unjuk rasa di dua tempat berbeda, Jumat (16/8/2019).
Demonstrasi yang digelar di depan Gedung Kementerian Perdagangan dan gedung Merah Putih KPK itu menyorot mafia impor.
"Sepak terjang mafia impor telah menyengsarakan jutaan rakyat, mulai dari petani, petambak garam, hingga peternak. Kementerian Perdagangan di bawah kendali Enggartiasto Lukita sangat brutal membuka kran impor," Ketua Presidium Prima Syaroni di sela aksi.
BERITA TERKAIT :Dia menegaskan operasi tangkap tangan oleh KPK beberapa hari lalu menambah panjang daftar terbongkarnya pemburu rente dalam impor.
Dalam operasi itu, selain anggota DPR Nyoman Dhamantra yang kedapatan menerima suap Rp 2 miliar atas jasanya mengurus kuota dan izin impor bawang putih, lembaga anti rasuah juga menangkap Chandry Suanda (CSU) alias Afung, Doddy Wahyudi (DDW), dan Zulfikar (ZFK) sebagai pemberi duit suap.
"Sekali lagi terbongkar sepak terjang mafia impor pangan. Usut tuntas para mafia yang beraksi memanipulasi kuota impor," katanya.
Aksi tersebut mengusung tiga tuntutan yakni berantas mafia impor pangan secara total, dari pejabat di Kementerian Perdagangan, legislatif dan para elit yang ikut menikmati rente impor.
Dalam aksinya mereka melakukan teatrikal: lima komisioner KPK sapu-sapu di Kementerian Perdagangan, Mendag Enggartiasto Lukita menggelar lapak pangan impor di gedung KPK, dan formasi manusia berjejer "Pecat dan Tangkap Enggar".
"KPK harus lebih menggenjot pemberantasan mafia impor pangan. Sejumlah pakar ekonomi antara lain Rizal Ramli, sudah berkali-kali membeberkan ada perburuan rente dalam jumlah triliunan rupiah dengan modus memanipulasi kuota impor," tutup Syaroni.