Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co
Kicauan Tito dan Wiranto

Rencana Pembunuhan Hingga Duduki Istana, Framming apa Benaran?

RN/CR | Rabu, 29 Mei 2019
Rencana Pembunuhan Hingga Duduki Istana, Framming apa Benaran?
Wiranto dan Tito Karnavian -Net
-

RADAR NONSTOP - Pasca aksi 21 - 22 Mei 2019 yang menelan korban tewas tidak sedikit, 70 orang masih hilang dan ratusan lebih luka - luka, Tito Karnavian dan Wiranto rajin berkicau dan sahut - sahutan.

Tak tanggung - tanggung, kicauan kedua petinggi ini bikin bulu kuduk merinding. Adalah Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang lebih dulu melempar kicauannya ke media. Mantan Kapolda Metro Jaya ini mengatakan, ada agenda pembunuhan terhadap lima tokoh dalam aksi 21 - 22 Mei.

"Bahwa target pertama betul Pak Wiranto, kedua adalah Pak Luhut, Menko Maritim," ujar Tito dalam konferensi pers di Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (28/5/2019).

BERITA TERKAIT :
Calon Wakil Bupati Tangerang Jadi Ledekan Mendagri, Irvansyah Gak Paham Inflasi Mau Jadi Kepala Daerah
Pernah Diperiksa KPK Soal Istri Viral Pamer Harta, Eks Sekda Riau Kini Jadi Pj Gubernur 

Selain itu, Tito menyampaikan, target ketiga adalah Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan. Target keempat, Gories Mere. Target kelima, seorang pimpinan lembaga survei.

"Yang kelima ini adalah salah satu pimpinan lembaga survei, tidak mau saya sebutkan," ujar Tito.

Tak mau kalah, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengungkap adanya indikasi untuk menduduki sejumlah bangunan lembaga vital pemerintahan termasuk, Istana Negara Jakarta usai rusuhnya unjuk rasa 22 Mei 2019. 

Menurut Wiranto, yang juga mantan Panglima ABRI, upaya itu diusahakan terlaksana setelah kerusuhan, yang menimbulkan korban jiwa.

Sedangkan para korban jiwa itu akan dijadikan seolah "martir", yang selanjutnya akan menjadi pemicu aksi massa yang lebih besar lagi.

"Dengan adanya martir akan menyulut emosi massa untuk lebih beringas melakukan aksinya. Dengan adanya martir akan memperbesar aksi melawan pemerintah dengan menduduki KPU, Bawaslu, DPR dan Istana," ujar Wiranto melalui keterangan resmi yang dikutip pada Selasa, (28/5/2019).

Informasi itu sendiri disampaikan Wiranto kepada tokoh 'Suluh Bangsa' yang beraudiensi kepadanya Selasa siang. Pointer-pointer informasi lantas disampaikan kepada media dalam bentuk keterangan tertulis.

Wiranto menyampaikan, tujuan utama dari seluruh rangkaian aksi itu sendiri adalah membuat Capres petahana Joko Widodo lengser dari jabatannya.

"Tujuan akhir akan memakzulkan Presiden Jokowi sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan," ujar Wiranto.

Selain itu, Wiranto juga mengemukakan, kerusuhan diduga dirancang supaya aparat keamanan bertindak berlebihan atau over reaktif dalam menanganinya. Selanjutnya, upaya pembangunan opini untuk menyudutkan aparat keamanan dilakukan sehingga mereka dianggap sewenang-wenang.

"Ada dugaan kuat bahwa demo anarkis sengaja dilakukan untuk memancing aparat bertindak over reaktif, sehingga menimbulkan korban dari pedemo," ujar mantan Menteri Pertahanan dan Keamanan itu.

Wiranto mengungkapkan, secara umum, kerusuhan 22 Mei 2019 merupakan pengkondisian untuk memberi efek yang setidaknya sama dengan aksi 212 yang berhasil membuat mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama lengser dari jabatannya. Namun pengumpulan massa yang benar-benar besar gagal karena penyekatan dan pengimbauan dari unsur pimpinan di daerah yang cukup efektif.

"Jadi apa sebenarnya tujuan demo akbar tersebut digelar di Jakarta? Yaitu menolak hasil Pemilu, mendelegitimasi penyelenggara pemilu, mendelegitimasi pemerintah, mendiskualifikasi paslon 01, kemudian menetapkan paslon 02 sebagai pemenang pemilu," ujar Wiranto.