RADAR NONSTOP - Jumlah petugas pemilu yang tewas kian bertambah. Bahkan, isu adanya aksi racun beredar dan bikin heboh.
Hingga kini sebanyak 469 petugas yang meninggal. Sedangkan 4.602 anggota KPPS dilaporkan menderita sakit.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI membantah isu yang menyebut terdapat anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara ( KPPS) yang meninggal akibat racun.
BERITA TERKAIT :Ketua KPU RI, Arief Budiman mengatakan anggota KPPS yang meninggal karena sudah memiliki riwayat penyakit tertentu.
“Tidak ada (yang keracunan). Sampe saat ini, tidak ada laporan yang menyatakan bahwa yang meninggal ini karena keracunan, itu tidak ada. Jurstu laporannya masuk yang ke kita itu memang mereka sudah sakit. Ada yang jantung, hipertensi. Saya bukan dokter ya, saya gak bisa menyimpulkan sampe sejauh itu,” katanya di kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (11/5/2019).
Arief menerangkan beban kerja anggota KPPS sudah diperhitungkan sebelumnya. Dia menyebut sudah mengurangi jumlah pemilih per TPS, dari semula 500 pemilih menjadi 300 pemilih.
“KPU melakukan simulasi dan KPU melihat ada kemungkinan itu. Jadi kami antisipasi,” tandasnya.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah sebelumnya meminta KPU membentuk tim investigasi untuk mengetahui penyebab KPPS meninggal dunia.
"KPU sebaiknya jangan terus-terusan resisten terhadap temuan dan pertanyaan publik atas fakta-fakta yang ada di lapangan," ungkap Fahri Hamzah kepada wartawan, Sabtu (11/5).
Fahri beberapa kali memberi kritikan kepada KPU lantaran ada banyak petugas penyelenggara pemilu yang meninggal dunia. Ia juga sempat mendapat laporan investigasi dari sejumlah dokter soal kemungkinan KPPS meninggal dunia karena diracun.