RADAR NONSTOP - Pemilu serentak 2019 ternyata banyak korban jiwa. Bukan hanya KPPS, tapi TNI dan Polri serta Panwas juga wafat.
Mereka yang wafat umumnya karena kelelahan. Hingga saat ini sekitar 55 orang wafat. Jumlah itu diantaranya 31 KPPS, 10 anggota TNI dan Polri serta 14 anggota Panwaslu.
Berdasarka laporan, mereka yang wafat karena kelelahan. Waketum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut mengaku, ada sekitar 31 orang anggota KPPS meninggal dunia. Jumlah tersebut masih dinamis karena belum seluruhnya dilaporkan.
BERITA TERKAIT :Data resmi Bawaslu, ada 14 anggota pengawas pemilu yang meninggal dunia. Hingga Jumat (21/4), dilaporkan ada 10 anggota Polri yang bertugas mengamankan pemilu, meninggal dunia. Semua masih data sementara. Berpotensi jumlah masih akan bertambah.
"Mereka meninggal dunia saat melaksanakan tugas negara untuk mengawal hajatan nasional bangsa Indonesia yaitu pesta demokrasi Pemilu serentak 2019. Hal tersebut tentunya sangat menyedihkan kita semuanya," kata Zainut dalam pernyataan resminya, Minggu (21/4).
Untuk hal tersebut MUI menyampaikan duka yang sangat mendalam atas wafatnya mereka semuanya. Semoga almarhum husnul khatimah, diampuni dosa-dosanya dan mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah SWT.
“Kepada pemerintah, MUI mengimbau kiranya bisa memberikan perhatian dan imbalan sepantasnya atas jasa dan pengorbanan mereka," ujarnya..
MUI mengusulkan kepada pemerintah dan DPR untuk mengkaji ulang serta mengevaluasi penyelenggaraan Pemilu serentak antara Pilpres, Pileg dalam waktu sehari. Bukan saja karena mengakibatkan banyaknya korban petugas KPPS yang gugur karena kelelahan, tetapi juga pertimbangan dari aspek kesiapan SDM masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya.
Mengingat laporan dari masyarakat bahwa banyak kertas suara yang rusak atau tidak dicoblos oleh pemilih lantaran banyaknya kertas suara yang mereka diterima.
Mendagri Tjahjo Kumolo mengakui, pekerjaan sebagai pengawas Pemilu sangat berat, berisiko tinggi, dan menguras tenaga. Oleh karena itu, ia memberikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh jajaran pengawas Pemilu.
"Keluarga besar Kemendagri dan BNPP memberikan apresiasi setinggi-tingginya untuk jajaran Pengawas Pemilu yang telah berjuang untuk menyukseskan agenda besar nasional Pemilu Serentak 2019 yang Luber dan Jurdil, kami tahu ini merupakan pekerjaan yang tak mudah," ujar Tjahjo.
Jajaran Pengawas Pemilu yang mengalami sakit dan menjalani rawat inap berjumlah 85 orang tersebar di 21 Provinsi dan 43 Kabupaten/Kota. Sedangkan yang jalani rawat jalan berjumlah 137 orang tersebar di 20 Provinsi dan 52 Kabupaten/Kota.
Kemudian jajaran Pengawas Pemilu yang mengalami tindak kekerasan berjumlah 15 orang yang tersebar di 11 Provinsi dan 14 Kabupaten/Kota. Dan jajaran Pengawas Pemilu yang mengalami kecelakaan pada saat bertugas berjumlah 74 orang yang tersebar di 20 Provinsi dan 47 Kabupaten/Kota.
Data untuk jajaran Pengawas Pemilu yang meninggal dunia berjumlah 14 orang yang tersebar di 5 Provinsi dan 11 Kabupaten/Kota.