Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

BMKG Peringatkan Cuaca Panas Gila-gilaan, Suhu Bisa Tembus 38 Derajat

M. RA | Minggu, 19 Oktober 2025
BMKG Peringatkan Cuaca Panas Gila-gilaan, Suhu Bisa Tembus 38 Derajat
Ilustrasi cuaca panas.
-

RN –  Indonesia kembali bergolak, bukan karena politik, tapi karena terik matahari yang makin “sadis”. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa cuaca panas ekstrem masih akan memanggang sebagian besar wilayah tanah air hingga awal November 2025.

Namun, tenang dulu. BMKG menegaskan bahwa kondisi ini bukan gelombang panas (heatwave), melainkan kombinasi dari posisi semu matahari optimum, angin kering dari Australia, dan minimnya awan yang membuat sinar matahari menembus tanpa ampun.

“Jadi ini bukan gelombang panas, tapi efek dari posisi matahari dan langit yang benar-benar cerah. Suhu maksimum bisa tembus hingga 38 derajat Celcius di beberapa daerah,” ujar Andri Ramdhani, Direktur Meteorologi Publik BMKG, Minggu (19/10/2025).

BERITA TERKAIT :
Kepala Badan Pangan Arief Prasetyo Didepak, Gaduh Beras Impor Vietnam Kapan Diusut?

BMKG juga memperingatkan bahwa indeks sinar ultraviolet (UV) siang hari kini sudah mencapai level merah dan ungu, alias kategori berbahaya. Dalam hitungan menit saja, paparan langsung bisa menimbulkan iritasi kulit dan mata.

“Kondisi saat ini clear sky, hampir tanpa awan, jadi efek sinar UV-nya sangat kuat,” ucap Andri.

Dari catatan BMKG, suhu udara tertinggi terjadi di Karanganyar, Jawa Tengah dengan 38,2 derajat Celcius, disusul Majalengka (37,6 derajat Celcius), Boven Digoel, Papua (37,3 derajat Celcius), dan Surabaya (37,0 derajat Celcius). Sementara wilayah Jabodetabek tak kalah panas dengan suhu antara 33 derajat Celcius hingga 35 derajat Celcius.

Warga pun diimbau untuk tidak nekat beraktivitas di luar ruangan antara pukul 10.00–15.00 WIB, waktu ketika matahari sedang “menggila”. BMKG menyarankan penggunaan tabir surya, topi lebar, kacamata hitam, dan payung, serta memperbanyak minum air putih agar tubuh tidak dehidrasi.

“Khusus bagi pekerja lapangan, penting sekali untuk mengatur ritme kerja. Jangan sampai terkena heatstroke, karena bisa berujung fatal,” lanjutnya.

Fenomena ini terjadi seiring masa pancaroba, peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Artinya, siang bisa sepanas wajan, tapi malam mendadak petir dan hujan deras.

Menurut BMKG, panas ekstrem kali ini juga dipicu oleh gerak semu matahari yang kini berada di selatan ekuator, membuat wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan menerima penyinaran paling intens sepanjang tahun.

Ditambah lagi, angin timuran dari Benua Australia membawa massa udara kering, memperparah kondisi panas di berbagai daerah.

 “Fenomena ini bersifat sementara, tapi dampaknya bisa terasa signifikan bagi kesehatan dan lingkungan,” tutup Andri.

#Bmkg   #Cuaca   #Panas