RN - Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dihujani kritik. Ketua Umum Golkar ini merespons kritik terkait gelar doktor yang disabetnya dari Universitas Indonesia (UI).
Di media sosial, warganet menyorot soal masa studi Bahlil yang kurang dari dua tahun.
Berdasarkan laman PDDIKTI Kemendikbud, Bahlil masuk sebagai mahasiswa S3 UI pada 13 Februari 2023 dengan nomor induk mahasiswa 2206146976 dan lulus pada 16 Oktober 2024 atau hanya 20 bulan saja.
BERITA TERKAIT :Hal ini dikritik karena dianggap terlalu cepat menempuh pendidikan doktor. Selain itu, Dewan Guru Besar UI 2020-2025 pun langsung melaksanakan Rapat Komite pada Jumat (18/10), imbas cibiran netizen.
Terkait hal ini, Bahlil mengaku tidak tahu menahu. Pasalnya, ia bukan bagian pejabat UI melainkan hanya mahasiswa.
Saat sidang doktoral tersebut diketuai Prof Ketut Surajaya, dengan Prof Dr Chandra Wijaya sebagai promotor,serta Dr Teguh Dartanto dan Athor Subroto Ph D sebagai ko-promotor.
Tim penguji terdiri atas para ahli seperti Dr Margaretha Hanita, Prof A Hanief Saha Ghafur, Prof Didik Junaidi Rachbini, Prof Arif Satria, dan Prof Kosuke Mizuno. Dan Bahlil mendapatkan predikat Cumlaude.
"Saya enggak tahu ya, itu urusan internal kampus, tanya aja UI," jelasnya di Kementerian ESDM, Jumat (18/10).
Namun, ia memastikan mengikuti aturan dan menyelesaikan pendidikan doktornya sesuai dengan jadwal.
"Tapi saya kuliah itu aturannya mengatakan minimal S3 itu, karena saya kan by riset minimal 4 semester dan saya sudah 4 semester dan saya kuliah datang konsultasi seminar semua ya," pungkasnya.
Kepala Biro Humas dan KIP UI Amelita Lusia sebelumnya menyebut Bahlil tercatat sebagai mahasiswa doktor pada SKSG UI mulai pada tahun akademik 2022/2023 term 2 hingga 2024/2025 term 1.
"Masa studi itu sesuai dengan Peraturan Rektor UI Nomor 016 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Program Doktor di UI," kata Amelita saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (17/10),
Amelita menjelaskan pada pasal 14, disebutkan bahwa program Doktor dirancang untuk 6 semester, dan dapat ditempuh sekurang-kurangnya dalam 4 semester dan selambat-lambatnya 10 semester.
Amelita mengatakan Bahlil juga menjalani pendidikan di SKSG melalui jalur riset. Program pendidikan jalur riset ini menekankan pada kemampuan calon doktor dalam melakukan serangkaian penelitian ilmiah.
Sesuai aturan, melalui program tersebut, Bahlil tak perlu berfokus mengikuti mata kuliah di dalam kelas. Sebab ia bisa memperoleh gelar doktor dengan mengerjakan sebuah penelitian independen.
"Program doktor di SKSG ada yang by research, sama seperti di beberapa perguruan tinggi lain," ujar Amelita.