RN - Ongkos politik untuk menjadi kepala daerah memang mahal. Biayanya bisa tembus ratusan miliar hingga triliunan rupiah.
Hal ini ditegaskan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian. Mantan Kapolri ini menyebut banyak kepala daerah lebih sering di Jakarta ketimbang kerja membenahi daerahnya.
"Ngemis-ngemis. Aduh kasian juga. Biayanya mahal," kata Tito sambil tertawa di dalam Rapat Kerja Nasional XVI Apkasi yang disiarkan di kanal YouTube Apkasi, Rabu (10/7).
BERITA TERKAIT :Tak berhenti sampai di situ, Tito mengungkapkan para calon kepala daerah juga harus keluar biaya mahal untuk tim sukses hingga pembuatan alat peraga kampanye. Ia bahkan mengungkapkan belum lagi ada fenomena kandidat yang apes lantaran ditipu oleh timsesnya sendiri.
"Iya kalau timsesnya bagus, kadang-kadang dikerjain juga oleh timses. Yang sukses mereka gitu. Hehehe. Dan mungkin ada juga serangan fajar. Saya enggak tahu, saya pura-pura enggak tahu maksud saya. Hehe," kelakar Tito.
Melihat kondisi demikian, Tito tak heran jika kocek yang harus dikeluarkan calon kepala daerah tembus ratusan miliar hingga triliunan.
"Kalau biaya politik tinggi, sudah lah. Dia akan kembalikan biaya politik dan sebagainya . Sistem yang buat jadi koruptor. Dan dulu pernah saya bilang waktu saya Kapolri, saya sampaikan bagi saya menangkap kepala daerah tak susah," kata dia.