RN - Tingginya angka pengangguran di Kota Bekasi dibantah. Pj Wali Kota Bekasi Raden Gani Muhammad menampik adanya angka pengangguran tertinggi di Jawa Barat yang tembus 7,9 persen. Gani membandingkan Kota Bekasi dengan daerah lain di Jawa Barat.
Tapi bantahan Gani disambut Mulyadi. Ketua Forum Komunikasi Intelektual Indonesia (Forkim) ini menilai perbandingan yang dilakukan Gani tidak masuk akal.
"Masa di bandingkan Daerah tetangga, Kabupaten Bekasi dan Kota Cimahi. Kota Bekasi masuk Kota metropolitan, jadi tidak logis dan tidak aple to aple," urai Mulyadi kepada radarnonstop.co, Minggu (7/7/20224)
BERITA TERKAIT :“Sama saja seperti anak sekolah Dasar (SD), yang ditanya orangtuanya, kenapa adik dapat nilai 5. Si adik menjawab dengan membandingkan nilai temanya masih rendah di bawahnya, ini ngaco urus pemerintah disamakan jawabanya seperti anak SD," tegas Mulyadi.
Tidak hanya itu, Mulyadi juga menegaskan bahwa dengan bantahan Gani tidak terlihat keseriusan dalam upaya pengentasan pengangguran di Kota Bekasi.
"Job fair yang dihalalkan Gani tidak terukur serapannya. Buktikan saja kartu kuning dari Disnaker, antara yang dikeluarkan, apakah terdeteksi yang memiliki kartu kuning diterima bekerja," papar Mulyadi.
Selian itu, Mulyadi juga memaparkan bahwa potensi pengangguran di Kota Bekasi juga akan semakin bertambah, dan dirinya menambahkan angka kemiskinan bisa bertambah.
"Contoh kasus, Pemerintah Kota Bekasi sendiri sampai saat ini belum terlihat upaya nyata menyelesaikan masalah 250 PHL Kali Asem. Dan itu jelas sudah tidak di gajih pemerintah kota Bekasi, selain akan menganggur, akan menambah angka kemiskinan," urai Mulyadi.
Mulyadi yang juga pengamat Kebijakan Publik tersebut menambahkan bahwa peningkatan angka kemiskinan Kota Bekasi cukup membuktikan pemimpin daerahnya tak bekerja ikhlas dan cenderung hanya memikirkan kelompoknya sendiri.
"Ini malah cari alasan dan membandingkan data, padahal yang dibutuhkan solusi. Termasuk, PHL yang akan masuk dalam jurang kemiskinan, segera selesaikan," tandas Mulyadi.