Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Gak Punya Duit (Bokek) Cepet Meninggal, Oh Hidup...

RN/NS | Senin, 30 Oktober 2023
Gak Punya Duit (Bokek) Cepet Meninggal, Oh Hidup...
Ilustrasi
-

RN - Bokek alias tidak punya duit bisa menyerang setres. Jika setres berkepanjangan bisa saja membuat diserang penyakit hingga meninggal. 

Begitu juga dengan karyawan gaji rendah alias kecil sebaiknya menjaga kesehatan. Sebab, gaji rendah dan pekerjaan tak stabil juga dapat meningkatkan risiko kematian lebih cepat pada pekerja paruh baya.

Journal of the American Medical Association (JAMA) mengeluarkan penelitian baru. Pada bulan Februari lalu, pekerja paruh baya yang cenderung mendapatkan upah rendah memiliki risiko kematian yang lebih tinggi, terutama ketika mereka mengalami pekerjaan yang tidak stabil.

BERITA TERKAIT :
Waspada, Kopi Instan (Sachet) Picu Diabetes & Jantung
Mau Disembelih Ngamuk, Sapi Seruduk Panitia Kurban Hingga Muntah Darah 

Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti dari Mailman School of Public Health Columbia University dengan melacak metrik pekerjaan dan kesehatan sekitar 4.000 pekerja di Amerika Serikat dalam periode 12 tahun.

Adapun para peneliti menggunakan dara dari Studi Kesehatan dan Pensiun Universitas Michigan yang dikumpulkan antara tahun 1992 dan 2018. Semua peserta berusia minimal 50 tahun pada awal periode penelitian dan berusia 60-an tahun pada akhir penelitian.

Hasil riset menunjukkan, penghasilan rendah yang berkelanjutan dikaitkan dengan mortalitas dan peningkatan kematian.

Dalam analisis per tahun yang tidak disesuaikan (unadjusted analysis), terdapat 199 kematian per 10.000 orang pada kelompok dengan gaji tinggi, 208 kematian per 10.000 orang pada kelompok dengan gaji rendah sesekali, dan 275 kematian per 10.000 orang pada kelompok dengan gaji rendah yang berkelanjutan.

Data dari penelitian ini menunjukkan bahwa pekerja dengan upah rendah yang berkelanjutan secara signifikan lebih cenderung melaporkan kesehatan yang buruk gejala depresi, dan tidak pernah mendapatkan asuransi kesehatan yang ditanggung oleh perusahaan mereka.

"Pekerja bergaji rendah lebih cenderung dipekerjakan dalam pekerjaan dengan 'tunjangan kesehatan dan keuangan yang minimal (jika ada)' serta menghadapi bahaya yang lebih besar di tempat kerja," kata Katrina Kezios dari Columbia University, salah satu penulis studi tersebut, dikutip dari CBS News, Minggu (29/10/2023).

"Mendapatkan gaji rendah adalah masalah kesehatan masyarakat yang semakin diakui, dan ada kebijakan yang secara langsung dapat mempengaruhi upah per jam (misalnya, undang-undang upah minimum)," sambungnya.

Diketahui, upah merupakan faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan dapat ditindaklanjuti untuk berpotensi meningkatkan kesehatan, khususnya ketidaksetaraan kesehatan.