RN - Perseteruan antara KPK dan Kementerian Pertanian (Kementan) bakal makin panas. Saat ini skor 1-0 untuk Ketua KPK Firli Bahuri.
Skor 1-0 setelah KPK menetapkan mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan Muhammad Hatta, serta Sekjen Kementan Kasdi Subagyono sebagai tersangka, Rabu (11/10).
KPK juga telah menahan Sekjen Kementan Kasdi Subagyono sebagai tersangka kasus korupsi. Kasdi digiring ke Gedung Merah Putih, Kuningan dengan memakai rompi orange dengan tangan diborgol.
BERITA TERKAIT :Di media sosial, warganet bersaut-sautan. "Skor 1-0 untuk Firli, polisi kelamaan nih," ungkap warganet.
Diketahui, Firli juga sudah dilaporkan ke Polda Metro Jaya terkait dugaan pemerasan terhadap kasus korupsi di Kementan. Kabarnya rumah dan ruang kerja Firli juga sudah digeledah polisi.
Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto berjanji akan melakukan pengusutan dugaan pemerasan pimpinan KPK dalam kasus Kementan.
Tapi, Karyoto belum menyebutkan identitas dari pimpinan KPK yang melakukan tindak pidana pemerasan. Seperti diberitakan, foto Ketua KPK Firli Bahuri bersama mantan Mentan SYL beredar dan pertemuan itu di GOR Bulutangkis.
"Kalau perkara sudah masuk, ya akan kita selesaikan," tegas Irjen saat ditemui di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (11/10/2023).
Desakan agar Firli dicopot terus disuarakan oleh para aktivis anti korupsi. Mereka mendesak polisi segera memanggil dan memeriksa Firli Bahuri. Aksi demo copot Firli terjadi di Polda Metro Jaya pada Rabu (11/10).
Pakar hukum dari Universitas Mulawarman, Herdiansyah Hamzah, mendesak polisi segera memeriksa Firli Bahuri. Tujuannya membuat terang benderang perkara dugaan pemerasan yang dilakukan pimpinan KPK.
"Faktanya, SYL sudah tiga kali dipanggil, sementara Firli belum pernah sama sekali. Karena itu, penting agar penyidik Polda Metro untuk segera memeriksa Firli," kata Herdiansyah dikutip dari ROL.
Setoran ASN
KPK menuding SYL menikmati aliran uang korupsi sebesar Rp 13,9 miliar. Selain SYL, KPK juga mengendus peran KS dan MH.
"Sejauh ini uang yang dinikmati SYL bersama-sama KS dan MH sejumlah Rp 13,9 miliar dan penelusuran lebih dalam terus dilakukan tim penyidik," kata Wakil Ketua KPK Johanis Tanak dalam konferensi pers di gedung KPK, Jakarta Selatan, Rabu (11/10/2023).
Tanak mengatakan perkara korupsi di Kementan yang tengah diusut terkait pemerasan hingga dugaan penerimaan gratifikasi.
"Tindak pidana korupsi bersama-bersama menyalahgunakan kekuasaan dengan memaksa, memberikan sesuatu untuk proses lelang jabatan termasuk ikut serta dalam pengadaan barang dan jasa disertai penerimaan gratifikasi di lingkungan Kementan," jelas Tanak.
KPK menjelaskan, SYL secara sepihak membuat kebijakan terkait pungutan dan setoran di kalangan ASN Kementan. Kebijakan ilegal itu dibantu oleh Muhammad Hatta dan Kasdi Subagyono selaku dua orang kepercayaan Syahrul Yasin Limpo.
"SYL menginstruksikan dengan menugaskan KS dan MH melakukan penarikan uang dari unit eselon 1 dan 2 dalam bentuk penyerahan tunai, transfer rekening bank, hingga pembelian dalam bentuk barang dan jasa," jelas Tanak.
Uang itu harus disetorkan tiap bulan kepada SYL. KPK mengatakan besaran uang yang diminta SYL tiap bulan mencapai USD 4.000 hingga USD 10 ribu.
"Atas arahan SYL, KS dan MH memerintahkan bawahannya untuk kumpulkan uang di lingkup eselon 1, para direktur jenderal, kepala badan, hingga sekretaris masing-masing dengan besaran nilai yang telah ditentukan SYL dengan kisaran mulai USD 4.000 sampai dengan USD 10 ribu," pungkas Tanak.
KPK membagi tiga kluster dalam kasus korupsi di Kementerian Pertanian. Tiga kluster itu mulai dari pemerasan, gratifikasi, dan tindak pidana pencucian uang.