Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Diminta Bayar 6,8 Juta, Rekan Indoneisa Advokasi Bayi & Ibunya Hingga Sampai Rumah

RN/NS | Minggu, 16 April 2023
Diminta Bayar 6,8 Juta, Rekan Indoneisa Advokasi Bayi & Ibunya Hingga Sampai Rumah
Nurlela dan bayinya. Foto: Rekan Indonesia.
-

RN - Nurlela dan bayinya akhirnya bisa pulang. Kepulangan warga Matraman, Jaktim ini setelah dilakukan advokasi oleh Rekan Indonesia. 

Rekan Indonesia menilai, Nurlela dan bayinya sempat tertahan 24 jam di rumah sakit karena harus membayar Rp 6,8 juta untuk biaya rawat PICU selama 4 hari di RSIA Jakpus. 

Hingga berita ini diturunkan pihak RSIA belum memberikan kondirmasi. Ini kronologis versi Rekan Indonesia: 

BERITA TERKAIT :
Ibu Biadab Jual Bayinya, Pembeli Bisa Order Di Depok Dengan Harga Rp 45 Juta
Baliho Sepi & Videotron Diturunkan, Rekan Anies Kolaborasi Dengan Rakyat Saweran Duit 

Tanggal 10/04/2023: Pukul 12:26 WIB orangtua si bayi telp mengadukan persoalannya ke Rekan Indonesia, bahwa bayinya tidak diperbolehkan pulang karena tidak bisa membayar biaya perawatan PICU sebesar Rp 6,8 juta. Saat ditanyakan ibunya saat masuk RSIA terdaftar sebagai pasien apa? dijawab pasien peserta BPJS, kok bisa bayinya kena biaya sebesar itu? orangtuanya menjawab karen si bayi blm dibuatkan BPJS, sementara hari minggu sudah bisa pulang. 

Pukul 15:45 WIB: Setelah mendapat penjelasan orangtua si bayi, tim advokasi Rekan Indonesia segera meluncur ke RSIA. 

Pukul 16:05 WIB: tim advokasi Rekan Indonesia tiba di RSIA dan langsung melihat kondisi si bayi (Foto sebelah kiri). Setelah melihat kondisi si bayi, tim advokasi Rekan Indonesia lalu menemui duty manager RS dan menanyakan apakah benar bayi ibu Nurlela blm diperbolehkan meninggalkan RS karena harus membayar 6,8 juta, oleh pihak RS dibenarkan. Dan ketika ditanya kenapa bisa kena biaya padahal si ibu menggunakan jaminan BPJS? pihak RS menyatakan bahwa si bayi belum dibuatkan BPJS karena kelalaian orangtuanya.

Tim advokasi Rekan Indonesia menjelaskan bahwa secara regulasi batas akhir pembuatan jaminan BPJS adalah 28 hari setelah dilahirkan. Pihak RS berdalih bahwa mereka tidak paham ada regulasi seperti itu, dan pihak RS akan menanyakan  ke BPJS terlebih dahulu. 

Pukul 16:37: Pihak RS mengkonfirmasi ke BPJS dan ternyata memang benar bahwa ada regulasi untuk pembuatan BPJS bagi bayi yg baru dilahirkan paling lambat 28 hari dari sejak tanggal dilahirkan. 

Tim advokasi Rekan Indonesia bernegosiasi agar si bayi boleh dipulangkan terlebih, dan untuk BPJS si bayi akan dibuatkan tanggal 11/04/2023. Pihak RS setuju dengan jaminan KTP suaminya ditahan sementara sampai BPJS si bayi sudah dibuatkan. 

Pukul 16:55 WIB: Tim advokasi Rekan Indonesia menyampaikan hasil keputusan RS ke orangtua si bayi, dan menyarankan agar bersiap untuk kepulangan si bayi. Tim advokasi Rekan Indonesia pamit untuk pulang. 

Pukul 20:22 WIB: tim advokasi Rekan Indonesia mengecek perkembangan dengan menghubungi orangtua si bayi, ternyata masih di RS. Informasi yang diberikan oleh orangtua si bayi menunggu dokter anak melakukan pemeriksaan ke si bayi dulu. Tim advokasi menyarankan agar diikuti prosedur yang berlaku di  RS. 

Pukul 23:41 WIB: dapat informasi dari orangtua si bayi kalau dokter anaknya besok jam 09 pagi baru visit. Kembali disarankan ke orangtua si bayi untuk diikuti prosedurnya. 

Tanggal 11/4/2023: tim advokasi membagi 2 tugas yaitu mengurus BPJS si bayi dan mendatangi RS. 

Pukul 09:03 WIB: tim advokasi Rekan Indonesia bergerak ke BPJS dan RS. 

Pukul 10:07 WIB: tim advokasi Rekan Indonesia tiba di RS. Dan lgs menemui oramgtua si bayi, didapat keterangan bahwa dokter anaknya belum juga visit. 

Pukul 10:57 WIB: tim advokasi Rekan Indonesia menanyakan ke pihak RS kenapa dpkter anak belum juga visit. Oleh suster dijawab dokter anaknya masih dalam perjalanan. 

Pukul 12:34 WIB: kembali menanyakan soal dokter anak yang tak kunjung visit, oleh pihak RS dijelaskan kalau dokternya sedang menangani pasien di IGD. Tim advokasi Rekan Indonesia minta dihubungi melalui HP ke dokter anaknya, pihak RS menolak. 

Pukul 13:22: dokter anak akhirnya visit dan melakukan pemeriksaan terhadap kondisi bayi, lalu memberikan keterangan kondisi bayi bagus dan boleh pulang. 

Pukul 13:55 WIB: tim advokasi yang bertugas membuatkan BPJS untuk si bayi datang dan memberikan nomor kepesertaannya kepada pihak administrasi RS. 

Pukul 14:11 WIB: orangtua dan si bayi meninggalkan RS menuju ke rumahnya. 

Pukul 15:29 WIB: dikabarkan sudah sampai.