Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Siswa Jadi Sapi Perahan PMI DKI Jakarta Dalam Bulan Dana?

RN/CR | Rabu, 17 September 2025
Siswa Jadi Sapi Perahan PMI DKI Jakarta Dalam Bulan Dana?
-Net
-

RN - Bulan Dana PMI di Jakarta, sepertinya lebih tepat disebut “Bulan Memerah Siswa”. Setiap tahun, siswa dihadapkan pada kewajiban menyerahkan uang sumbangan yang besarnya ditetapkan Rp 10.000.

Begitu dikatakan Ketua  Umum Rekan Indonesia, Agung Nugroho, terdengar sepele? tapi coba hitung lagi Rp 10.000 itu setara dengan 1 liter beras atau 8 piring nasi.

“Bagi sebagian orangtua, ini bukan cuma uang, tapi kebutuhan pokok sehari-hari,”  ujar Agung, Rabu (17/9/2025).

BERITA TERKAIT :
Jari Pena Semprit PMI DKI Jakarta, Bulan Dana Memberatkan Siswa & Harus Ada Transparansi

“Yang lebih bikin geleng-geleng kepala, siswa dipaksa bayar. Tidak ada pilihan, tidak ada kompromi. Bulan Dana yang seharusnya melatih rasa empati dan sukarela, malah jadi ajang “sapi perahan” formal, di mana anak-anak menjadi kurir uang tanpa bisa menolak.”

Selanjutnya Agung juga menyesalkan selama ini tidak ada transparansi dari PMI DKI Jakarta.

“Publik tidak pernah tahu kemana dana itu, yang paling penting, orangtua jarang tahu persis ke mana uang itu pergi. Apakah benar-benar untuk kegiatan kemanusiaan, atau tersedot untuk urusan administratif dan seremonial belaka?,” tanya Agung.

Jika hal ini terus dilestarikan PMI DKI di bawah komando Becky Mardani, bukannya menanamkan nilai kepedulian, cara ini justru menumbuhkan rasa keterpaksaan dan ketidakadilan.

“PMI DKI perlu sadar, memaksa siswa bayar bukan tanda kuat organisasi, tapi tanda lemahnya mekanisme dan empati terhadap warga,” tegas Agung

Agung menegaskan, saatnya buka opsi donasi sukarela, sediakan jalur transparan, atau cari sumber dana lain yang tidak menekan anak-anak dan keluarga mereka. 

“Bulan Dana PMI seharusnya bikin siswa merasa bangga dan peduli, bukan merasa jadi sapi perahan setiap tahunnya,” pungkas Agung.