RN – Pesepakbola Iran, Amir Nasr-Azadani, terancam hukuman mati. Amir dituding ikut dalam protes anti-pemerintah dan kampanye hak-hak perempuan di negara Iran.
Kabar ancaman hukuman mati Amir disampaikan organisasi pesepakbola profesional dunia, FIFPRO. FIFPRO menuntut pemerintah Iran mencabut hukuman tersebut dan membebaskan Amir.
"FIFPRO terkejut dan muak dengan laporan bahwa pesepakbola profesional Amir Nasr-Azadani menghadapi eksekusi di Iran setelah mengkampanyekan hak-hak perempuan dan kebebasan dasar di negaranya," tulis FIFPRO di Twitter.
BERITA TERKAIT :Sindir Kebocoran PAD, Konsep Trisakti Bung Karno Digaungkan M2 Maju di Pilkada Kota Bekasi 2024
Loi-lobi Partai, M2 Yakin Punya Modal Menang Pilkada Kota Bekasi
"Kami berdiri dalam solidaritas dengan Amir dan menyerukan agar hukumannya segera dicabut," tegas FIFPRO.
Amir Nasr-Azadani musim lalu aktif bermain di klub divisi dua Iran, Iranjavan FC. Dia bermain di posisi bek kanan dan pernah dipanggil ke Timnas Iran U-16.
Amir dikabarkan ikut demonstrasi anti-pemerintah yang meluas di Iran menyusul kematian Mahsa Amini, perempuan yang tewas seusai ditahan polisi moral Iran September lalu.
Mahsa Amini ditangkap polisi moral Iran karena pakaian yang dikenakannya tak memenuhi aturan negara. Iran memang mewajibkan seluruh penduduk perempuan mengenakan hijab, sejak Revolusi Islam 1979.
Kematian Mahsa Amini menimbulkan banyak protes yang menuntut kebebasan, dan hak-hak perempuan di Iran. Ratusan orang turun ke jalan dan disikapi reaktif oleh pemerintah.
Seperti dilansir dari Daily Mail, Iran pada Senin (12/12) lalu mengeksekusi mati pegulat Majid Reza Rahnavard di depan umum. Majid dihukum karena partisipasinya dalam protes mendukung Mahsa Amini.
