RN - Ketua Umum DPP Bapera, Fahd El Fouz A Rafiq kembali meresmikan pembangunan rumah sakitnya yang ketiga.
Lokasi RS baru miliknya berada di Jalan Macem - Telkom, Cikiwul, Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi, Jawa Barat. Acara peletakan batu pertama pembangunan RS tersebut juga ditandai pemotongan tumpeng oleh Fahd, yang berlangsung Kamis (1/12/2022) lalu, dihadiri para tokoh masyarakat setempat di antara Kapolsek, Babinsa, Karang Taruna, dan LMK.
Peresmian ini hanya berselang satu tahun dari RSCA Sawangan.
BERITA TERKAIT :"Saya akan bangun rumah sakit di sini khusus untuk melayani masyarakat yang tidak mampu," kata Fahd yang juga Dewan Penasehat Karang Taruna Tingkat Nasional saat acara peletakan batu pertama RS miliknya di Kota Bekasi.
"Akses pelayanan di rumah sakit kami super cepat jika membandingkan dengan rumah sakit swasta lain dari pengaduan masyarakat harus diberikan dulu BPJS-nya baru bisa masuk, di rumah sakit saya tidak," ucap dia.
Mantan Ketum PP AMPG ini melanjutkan, di rumah sakit miliknya, pasien ditangani dulu baru ditaanyakan kartu BPJS.
"Jika tidak ada (kartu BPJS) kita bantu sampai bisa, karena fokus saya adalah melayani masyarakat yang tidak mampu. Jika tidak mampu juga saya akan bantu gunakan zakat saya," tegasnya.
Fahd berharap pembangunan rumah sakit miliknya itu kelar dalam tujuh bulan dan ditujukan khusus untuk melayani masyarakat yang tidak mampu.
"Dan saya akan maksimalkan 70 persen warga sekitar untuk bekerja di rumah sakit ini sesuai kapasitas dan keahliannya," janjinya.
Ia optimistis kehadiran RS miliknya itu akan membuat perekonomian warga sekitar tumbuh dan mengurangi angka pengangguran, khususnya di Bekasi.
Kegiatan potong tumpeng ini juga disertai dengan santunan anak yatim piatu, fakir miskin dan kaum dhuafa.
"Kalau saya mau cari uang dari orang sakit, saya bangun di Pondok Indah Mall, Menteng atau Jakarta Selatan yang pasiennya tunai semua," terang mantan Ketum DPP KNPI ini.
Selain di Kota Bekasi, Fahd menyebut dua rumah sakit milikny di Depok 99 persen menggunakan BPJS dan bansos. "Walaupun Pemerintah Kota Depok berutang dengan rumah sakitnya, tapi saya terus konsisten melayani masyarakat yang kurang mampu," ungkapnya.
Di sisi lain Fahd menyinggung soal banyaknya orang Indonesia yang berobat di Penang, Malaysia. "Kenapa banyak orang yang berobat di Penang Malaysia? Penduduk Penang Malaysia ada 2 juta jiwa jika bandingkan dengan Kota Depok berjumlah 2,5 juta jiwa dan kota Bekasi 3,1 juta jiwa," paparnya.
Ia mencatat hanya satu satu mall dan 11 rumah sakit di Penang. Kemudian empat hotel berbintang lima, enam hotel berbintang empat, dan puluhan hotel berbintang tiga. "Semua hotel penuh pasien dari Indonesia yang berobat di Penang. Warga Sumut paling banyak berobat di Penang karena hanya menempuh tiga jam naik pesawat. Yang jadi pertanyaan adalah mengapa warga Indonesia banyak yang berobat ke Penang? Apakah Karena obatnya mahal? Padahal Indonesia ada BPJS gratis loh berobat," tutur dia.
Namun yang pasti, jelas Fahd, orang berobat di Penang jauh lebih murah dari Indonesia dan sembuh. Bahkan di sana tidak ada rawat inap walau operasi, kecuali operasi besar atau butuh klaim asuransi.
Sementara di Indonesia untuk penyakit kecil harus rawat inap, pasien diinfus beli aneka obat. "Kalau beruntung seminggu menginap, pulang bawa sekantong aneka obat. Di Penang tidak perlu rawat inap, pasien jarang disuruh beli obat. Kalaupun beli terkadang hanya 2-3 macam obat, anehkan?" ujar dia, membandingkan.
Bahkan dokter di Penang akan memberi saran beli obat yang lebih murah. Menurut Fahd, kondisi ini menjadi tantangan untuk sistem pelayanan kesehatan Indonesia.
"Sebuah fakta lain, jumlah dokter semakin banyak dan gelar makin panjang tetapi efektivitas dan efisiensi pelayanan kesehatan semakin merosot. Kita sangat prihatin akan sistem kesehatan di Indonesia ini," tuturnya.