RN - Konser musik budaya bertajuk 'Nada Nusantara' sukses digelar di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (27/9/2022) kemarin.
Konser tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan program Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) berkolaborasi dengan Yayasan Atma Nusvantara Jati (ATSANTI Foundation).
"Pada program Nada Nusantara ini, ATSANTI menggandeng beberapa musisi kontemporer untuk turut mengampanyekan penggunaan alat musik tradisi dalam karya musik mereka,” ujar Ketua Yayasan ATSANTI Nilo Wardhani dalam rilis pers yang diterima, Rabu (28/9/2022).
BERITA TERKAIT :Konser yang bertempat di Taman Aksobya, kawasan percandian Borobudur itu, menampilkan sejumlah musisi seperti Ridho Hafiedz, Ardhito Pramono, Yura Yunita, Marcello Tahitoe, serta musisi-musisi dari tiga daerah yakni Jawa Tengah, Bali, dan Maluku.
Nilo mengatakan, program tersebut sebuah wujud upaya preservasi, inspirasi, dan regenerasi budaya di Indonesia, khususnya melalui kacamata seni musik dan alat musik tradisional agar relevan, terkini, dan diminati oleh generasi muda.
Program ini telah dimulai pada pertengahan 2022 di tiga titik daerah, yaitu Jawa Tengah, Bali, dan Maluku. Kegiatan terdiri dari workshop dan forum group discussion (FGD) serta kolaborasi penciptaan musik baru antara musisi kontemporer dan musisi-musisi dari tiga daerah.
Selain itu, ada pula kegiatan pembuatan dokumenter yang bertujuan merekam perjalanan budaya, proses belajar, dan proses mencipta para musisi.
Para musisi yang terlibat menampilkan tidak hanya karya karya dari daerah masing-masing, tetapi juga menampilkan lagu baru hasil kolaborasi tiga daerah, yaitu “Ku Selalu di Sini” (Ridho Hafiedz, Marcello Tahitoe dan musisi Jawa Tengah), “Nada Kaya” (Ridho Hafiedz, Yura Yunita dan musisi Karangasem, Bali), dan “Nusa Ina” (Ridho Hafiedz, Ardhito Pramono, dan musisi Ambon, Maluku).
Salah satu musisi yang terlibat Ridho Hafiedz mengatakan dirinya tergerak untuk terlibat dalam program Nada Nusantara sebagai wujud partisipasi untuk mengedukasi dan meregenerasi musik Nusantara sehingga bisa menjadi warisan bagi generasi penerus bangsa.
"Semoga alat musik tradisi juga bisa semakin dikenal, dan masuk dalam kurikulum pendidikan di sekolah-sekolah se-Indonesia,” kata dia.
Sementara itu, pemilihan Candi Borobudur menjadi lokasi konser, selain karena mengandung nilai histori yang panjang tentang peradaban manusia, juga saksi nyata bahwa alat musik Nusantara telah hidup sejak abad 8 Masehi, terbukti dari pahatan lebih dari 40 jenis alat musik di panel-panel relief candi.