RN - Di tengah kondisi Banten yang memiliki beragam persoalan, termasuk kemiskinan ekstrem dan pengangguran, pasangan calan gubernur 02, Andra-Dimyati gelar konser dengan menghadirkan artis-artis papan atas.
Bahkan, dengan bangganya Andra Soni berjanji akan sesering mungkin menggelar konser di wilayah Banten jika nanti terpilih.
“Insyaallah teman-teman artis komitmen kalau kita menang kita bikin acara sesering mungkin," ujar Andra Soni di Stadion Maulana Yusuf, Kamis (17/10/2024) lokasi konser digelar.
BERITA TERKAIT :Usai acara hura-hura tersebut, banyak pihak yang mengaku kecewa, karena konser digelar, saat kondisi Banten sedang tidak baik.
Diberitakan, Banten yang genap berusia 24 tahun pada Jumat, 4 Oktober 2024. Di usianya yang hampir seperempat abad, Banten masih memiliki beragam persoalan, termasuk kemiskinan ekstrem dan pengangguran.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Banten, angka pengangguran di provinsi ini mengalami penurunan sebesar 0,95 persen. Namun, Banten masih menjadi provinsi dengan angka pengangguran tertinggi se-Indonesia.
Persentase setengah pengangguran di Banten pun mengalami kenaikan sebesar 3,23 persen dan para lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) disebut sebagai penyumbang angka pengangguran terbesar di Banten.
Rakyat Banten Susah Makan dan Cari Kerja
Banyak warga Banten yang mengaku kecewa dan mempertanyakan nurani pasangan calon gubernur dan wakil gubernur 02, Andra-Dimyati.
Mereka mengaku kecewa, dan menanyakan di mana nurani mereka, karena bisa memikirkan ‘konser’, saat Banten sedang tidak baik, seperti saat ini.
“Saudara - saudaraku di berbagai wilayah Provinsi Banten masih banyak yang masih susah cari makan, cari pekerjaan susah, dagang sepi. Tapi mereka malah hura-hura gelar konser. Nuraninya dimana? kan lebih baik kalau duit yang dihambur-hamburkan buat konser itu dibagikan ke dhuafa, fakir miskin dan orang - orang yang lagi kesusahan. Janganlah suka bergembira ria di tengah orang - orang lagi susah,” ujar Aa (43) warga Serang Banten yang sehari-harinya berjualan gorengan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
“Hura - hura di atas kesusahan, tertawa di atas penderitaan, menari di atas tangis, gembira di atas derita. Kami sudah gak peduli lagi, terserah kalian mau apa. Tapi tolong, jangan pertontonkan ke-dungu-an. Mau gelar konser sesering mungkin, cari makan aja susah, cari kerja sulit,” ujar MT (46) warga Pandeglang, Banten.
“Dicari Kepekaan pemimpin terhadap kondisi wilayah yang akan dipimpinnya. Betul saat ini memang masa kampanye, tapi alangkah baiknya uang yang dihamburkan buat konser yang cuma hura -hura sesaat itu diberikan kepada yang lagi kesusahan. Atau untuk hal yang manfaatnya lebih dirasakan oleh warga Banten,” ujar WP (49) warga Tangerang, Banten.
“Para badut rezim sedang berusaha mengalihkan perhatian publik dari carut marut berbagai macam persoalan yang dihadapi Provinsi Banten saat ini dengan berkesenian. Saat ini Banten butuh pemimpin yang bisa menghadirkan lapangan pekerjaan. Masih banyak anak - anak di Banten tidak sekolah. Mereka tidak butuh nyanyian pak,” ucap Neng (43) warga Lebak, Banten.
Sementara itu, IB (45) warga Tangerang Selatan (Tangsel) mengatakan, daripada buang duit tidak karuan, baiknya Andra-Dimyati kontak Ketua Presidium JARI’98, Willy Prakarsa saja. “Dijamin lebih manfaat, sebab dia (Willy Prakarsa) bisa jadi artisnya, jadi ustad-nya bahkan jadi oratornya juga bisa. Dan saya yakin duitnya juga bakal jadi saweran buat warga Banten, makanya nggak heran kalau dia (Willy Prakarsa, Ketua Presidium JARI’98) juga dikenal sebagai raja sawer,” tandas IB yang juga mantan aktivis 98 ini.