RN - Harga kebutuhan bahan pokok seperti cabai, daging, bawang putih hingga telur saat ini terus meroket.Untuk itulah, Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) meminta Presiden Jokowi untuk tinjau ulang rencana kenaikan harga BBM subsidi.
Dalam konferensi pers ‘Pernyataan Sikap APPSI Terkait Kebijakan Naiknya Bahan Kebutuhan Pokok’ yang diadakan di Pasar Minggu, Selasa (30/8/2022), Ketua Umum DPP APPSI Sudaryono membacakan sikap APPSI terkait harga, salah satunya BBM subsidi.
Sampai Juli 2022 tingkat inflasi tahunan sudah mencapai 4,94 persen, melampaui APBN 2022 yang diperkirakan sebesar 2 persen – 4 persen. Inflasi ini diperkirakan akan terus mengalami kenaikan di bulan-bulan mendatang.
BERITA TERKAIT :Sudaryono mengatakan, kenaikan bahan pokok, terutama telor dipicu oleh kenaikan PPN dari 10 persen menjadi 11 persen, Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar, ketidaklancaran pasokan BBM bersubsidi yang berimbas naiknya tarif angkutan, termasuk perang Ukraina dan Rusia sehingga mempengaruhi pasokan bahan baku pangan dan pakan ternak, ditambah kenaikan bea cukai untuk produk tertentu.
" Situasi dan konsisi tersebut di atas, menyebabkan menurunnya omzet pedagang pasar," tegas Sudaryono
Ia menekankan, Indonesia sedang masa transisi akibat pandemi COVID-19. "Daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih," imbuhnya
Dalam pernyataan sikapnya, APPSI meminta kepada pemerintah untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar, memastikan kelancaran distribusi BBM bersubsidi, menjaga hubungan baik dengan negara-negara dunia untuk mencegah terjadinya penghentian pasokan bahan baku pangan yang sumbernya dari impor.
"Meninjau ulang rencana kebijakan menaikkan harga BBM dan kebijakan fiskal atau kebijakan moneter yang bersifat dapat memicu kenaikan harga dan barang-barang kebutuhan pokok/penting lainnya, serta memberikan bantuan permodalan," urainya.
Sekretaris Jenderal APPSI Mujiburrohman mengungkapkan pedagang-pedagang se-Indonesia saat ini sudah mengalami kesulitan finansial meskipun BBM belum mengalami kenaikan, karena keterbatasan BBM subsidi yang tersedia.
“Kita tidak punya sumber BBM, tetap beli di SPBU. Sementara saya kemarin sudah keliling-keliling, yang ada hanya BBM non-subsidi. Kami tidak bisa produksi BBM sendiri, makanya kita memohon untuk (BBM subsidi) turun harga ke pemerintah, minta saran pemerintah untuk itu,” ujarnya.
APPSI, lanjut dia, memperkirakan akan ada kenaikan bahan pokok hingga 30 persen jika BBM bersubsidi resmi dinaikkan pemerintah.
"Perkiraan kami kalau harga BBM naik, harga barang-barang pokok dapat turut melonjak sebesar 30 persen. Itu kalau misalnya jadi naik," kata Mujiburrohman.