RN - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kehilangan salah satu tokohnya, Sunny Tanuwidjaja. Mantan Staf Ahok saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta itu mundur dari PSI.
Sunny adalah mantan orang dekat Ahok. Nama Sunny tercatat sebagai salah satu pendiri PSI.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie mengatakan Sunny Tanuwidjaja telah mundur dari jabatannya sebagai Sekretaris Dewan Pembina di PSI.
BERITA TERKAIT :Posisi Sunny di PSI kini dijabat Raja Juli Antoni. Grace mengatakan mundurnya Sunny atas keinginan pribadi. Menurutnya, Sunny memilih jalan politik yang berbeda dengan PSI.
Bahkan, Grace mengaku pihaknya tidak mengetahui secara detail aktivitas yang dilakukan Sunny karena jarang berkomunikasi. Meski mundur dari Dewan Pembina PSI, Sunny tetap berstatus pendiri PSI.
Hingga berita ini diturunkan, Sunny belum bisa dikonfirmasi soal kenapa dia mundur dari PSI.
Doktor Politik
Sunny Tanuwidjaja adalah Doktor Ilmu Politik dari Universitas Northern Illinois, Amerika Serikat. Sunny berada di ring satu Ahok sejak mantan bupati Belitung Timur itu menjadi Anggota DPR RI pada tahun 2010.
Sunny awalnya ingin mengkaji gaya politik Ahok yang cenderung blak-blakan. Pada saat itu, Sunny masih aktif sebagai peneliti di Center for Strategic and International Studies (CSIS).
Ahok mencalonkan diri menjadi calon wakil gubernur, berpasangan dengan Joko Widodo untuk maju dalam gelaran Pilkada DKI Jakarta 2012.
Ahok lantas memberikan lembaga kajian yang dipimpinnya Center for Democracy and Transparancy (CDT) kepada Sunny. Sebelum meninggalkan CDT, Ahok merupakan Direktur CDT.
Dalam hubungan yang makin erat itu, Sunny ikut menemani Ahok berkampanye. Ia juga mengatur jadwal Ahok bertemu dengan sejumlah tokoh dan kelompok hingga tahun 2012.
Saat Ahok dilantik menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sunny kerap berkantor di Balai Kota DKI Jakarta.
Saat Sunny menjadi staf Ahok, ia tak pernah digaji. Ahok pun tak mewajibkan Sunny untuk datang ke Balai Kota. Selagi menjadi Staf Ahok, Sunny bekerja bersama taipan minyak dan bos Rajawali Group, Peter Sondakh.
Sunny disebut-sebut dekat dengan sejumlah konglomerat termasuk taipan minyak kelapa dan ekspor kayu. Selain memiliki jaringan bisnis, Sunny juga menggenggam jaringan politik.
Nama Sunny mencuat setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membongkar kasus dugaan suap raperda yang berkaitan dengan proyek reklamasi di pesisir utama Jakarta. Bahkan Sunny pernah dicekal KPK.