RN - Partai Demokrat Jawa Timur lagi goyang. Sejumlah kader mengancam bedol desa dari partai berlambang mercy itu.
Gara-garanya, kader kecewa dengan keputusan DPP Demokrat yang menetapkan Emil Dardak sebagai Ketua DPD Demokrat Jatim.
Salah satunya ialah Ketua DPC Demokrat Kabupaten Kediri, Yakup. Ia menilai bahwa Emil bukanlah kader Demokrat murni.
BERITA TERKAIT :Ia juga membandingkan Emil dengan Bayu Airlangga, menantu Mantan Gubernur Jatim Soekarwo (Pakde Karwo).
Yakub mengaku tak bisa terima jika pertimbangan Badan Pembina Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK) DPP Demokrat memilih Emil, adalah soal loyalitas.
"BPOKK bilang [memilih Emil] soal loyalitas. Sekarang kami tanya, apa Mas Bayu Airlangga tidak loyal? Mas Bayu jelas kader original, kader asli Demokrat, apa iya itu bukan loyalitas?," kata Yakup, dalam keterangan tertulisnya, dikutip Senin (4/4).
"Coba lihat, apakah Mas Emil kader asli Demokrat? Pernah di beberapa partai [lain], saya kira kalau alasan DPP loyalitas, tidak masuk akal. Mas Bayu jelas membesarkan Demokrat lebih lama," sambungnya.
Yakup juga menyoal terkait jumlah dukungan saat Musda Demokrat Jatim. Dalam Musda yang digelar 20 Januari 2022 lalu, Bayu meraih dukungan 25 DPC, unggul jauh atas Emil Dardak yang hanya meraih 13 dukungan DPC.
Tidak hanya itu, Yakup juga mempertanyakan, kapan Emil mendaftar sebagai Bacalon Ketua Demokrat Jatim. Setahu mereka hingga H-1 Musda hanya Bayu seorang yang sudah mendaftar.
"Sampai dengan H-1 pelaksanaan Musda setahu kami hanya Mas Bayu yang telah mendaftar, karena tidak pernah disampaikan Mas Emil mendaftar. Tahu tahu pas pelaksanaan Musda diumumkan ada dua calon," kata dia.
Tak hanya itu dalam Peraturan Organisasi (PO) Demokrat tertulis bahwa Bakal Calon Ketua Demokrat harus mendaftar paling lambat H-7. Bayu, kata dia sudah sesuai dengan peraturan itu. Sedangkan Emil, diklaimnya tidak pernah mendaftar.
"Jelas dalam PO 02/2021, di bab pencalonan ketua Demokrat, ayat tiga tertulis selambat-lambatnya bacalon harus mendaftar H-7 Musda. Kami tahu, hanya Bayu yang mendaftar, Emil kapan? Tidak pernah ada," sambungnya.
Yakup juga menyayangkan sikap tidak demokratis Tim 3 DPP yang dimotori Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Sekjen Teuku Rafli Harsya, dan Ketua BPOKK Herman Khaeron dalam penentuan Ketua Demokrat Jatim.
"Saat sambutan, Pak Ketum menyampaikan Musda akan berjalan demokratis, tapi nyatanya berlawanan dengan arti demokratis itu sendiri," katanya.
Senada, Ketua DPC Demokrat Nganjuk, M Fauzi Irwana mengungkapkan kekecewaannya usai DPP menunjuk Emil sebagai Ketua Demokrat Jatim. Fauzi menyebut, janji DPP soal Musda berjalan demokratis hanya pepesan kosong.
"Tentu kami kecewa, apa yang disampaikan di awal bahwa pemilihan Musda secara demokratis, tapi nyatanya kayak gini. Teman-teman 25 DPC, kami kumpul sangat kecewa dengan keputusan ini," kata Fauzi.
Fauzi mengatakan, DPC-DPC pendukung Bayu Airlangga kecewa mengapa Bayu sampai tak terpilih. Ia tak habis pikir di mana letak kekurangan Menantu Pakde Karwo tersebut. Apalagi, soal jumlah dukungan juga Bayu unggul jauh.
"Kami gak tahu letak Bayu tidak terpilih di mananya? Mereka mengacu ke PO, kita Musda 20 Januari, 25 DPC lawan 13 DPC itu harusnya jadi pertimbangan utama di Jatim," ucapnya.
"Kalau soal loyalitas, boleh diadu, Mas Bayu loyal ke AHY. Setiap Mas Bayu turun ke lapangan selalu menyampaikan loyal ke AHY, apalagi saat KLB dulu. Kalau Emil sama Bayu, ya jauh, lebih loyal Mas Bayu," lanjutnya.
Fauzi menyebut, akibat keputusan ini, Demokrat Jatim pun berpotensi terbelah. Hal itu, menurutnya akibat tidak mampu ya elite partai mendengarkan aspirasi di bawah. Mereka bahkan mengancam mundur dan pindah partai.
"Kalau DPP tidak mendengarkan aspirasi di bawah, sangat potensi pengurus mundur atau pindah partai. Sebenarnya Ketum AHY baik, tapi saya kira ada pihak yang jadi begal politik, ya yang ada di sekitar Mas AHY itu yang mempengaruhi," kata dia.
Sebelumnya diketahui, Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) resmi memutuskan memilih Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, sebagai Ketua DPD Demokrat Jatim.
Emil dipilih menakhodai Demokrat Jatim 2022-2027, usai bersaing dengan Bayu Airlangga, yang merupakan menantu mantan Gubernur Jatim Soekarwo (Pakde Karwo), pada Musyawarah Daerah (Musda) beberapa waktu lalu.
Terpilihnya Emil dikonfirmasi oleh Ketua Badan Pembina Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK) DPP Partai Demokrat Herman Khaeron.
"Emil Elestianto Dardak dipilih menjadi ketua periode 2022-2027," kata Herman, Minggu (3/4).
Herman mangetakan alasan DPP memilih Emil Dardak sebagai Ketua DPD Demokrat Jatim, karena Wakil Gubernur Jatim itu dinilai loyal dengan AHY dan Demokrat.
"Emil menunjukan loyalitasnya kepada Ketua Umum AHY dan Partai Demokrat, serta lolos uji kelayakan dan kepatutan sangat baik," cetusnya.