RADAR NONSTOP - Mungkin masih segar dalam ingatan, aksi 412 tahun 2016 lalu yang digelar partai pengusung Ahok - Djarot, dua hari setelah aksi 212 pada tahun yang sama digelar.
Aksi tandingan yang menamakan diri 'Kita Indonesia' menuai banyak kritikan. Pasalnya, usai aksi digelar, tampak sampah bertebaran di jalanan dan taman-taman rusak lantaran diinjak-injak oleh peserta massa aksi 412 yang memakai slogan ‘Kita Indonesia’.
Pos Polisi Bundaran HI juga penuh bekas makanan berhamburan, sampah juga banyak terlihat di jalan lingkar patung bundaran HI. Jumlah massa aksi juga kalah jauh dibandingkan 212.
BERITA TERKAIT :Tak hanya itu, massa aksi juga mengenakan atribut partai, seperti Partai Nasdem dan Partai Golkar. Padahal berdasarkan Pergub DKI, arena Bundaran HI yang sedang berlangsung Car Free Day dilarang untuk kegiatan politik.
Mungkin belajar dari sejarah pahit tersebut, partai pendukung calon presiden (capres) petahana, Joko Widodo tak akan menggelar Aksi Kabangsaan Indonesia Raya atau Aksi 412, besok, Selasa (4/12/2018).
Ketua DPP PDI Perjuangan, Andreas H Perreira mempunyai alasan khusus mengapa Aksi 412 yang pernah menjadi tandingan Aksi 212 di tahun 2016 lalu.
Menurut Andreas, ketimbang menggelar aksi damai, partai pendukung pemerintah lebih memilih untuk bekerja dengan menyampaikan kinerja dan visi dan misi dari jagoan mereka. “Lebih baik kerja deh," tegas Andreas, Senin (3/12/2018).
Andreas menekankan, pihaknya sudah tidak mau lagi menggelar aksi serupa. Apalagi, jika tujuannya hanya untuk menandingi jumlah peserta Reuni Akbar Mujahid 212 pada Minggu (2/12) kemarin.
Nggak perlu juga adu banyak-banyakan (massa). Untuk apa?" pungkasnya.