RN - Hasil survei kinerja KPK anjlok. Litbang Kompas baru saja merilis survei terkait menurunnya kinerja di mata masyarakat.
Masyarakat menilai tidak puas dengan kinerja KPK. Dalam survei terekam ada 48,2% (tidak puas), 43,7% (puas) dan 8,1% (tidak tahu).
Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri merespons hasil survei tersebut. Dia mengaku KPK mengapresiasi hasil survei tersebut.
BERITA TERKAIT :"KPK tentu memberikan apresiasi positif terhadap pihak-pihak yang terus mendukung upaya pemberantasan korupsi, salah satunya melalui feedback terhadap kinerja KPK," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri, Senin (21/3/2022).
Tidak ingin berlarut, dia mengaku hasil tanggapan masyarakat itu justru menjadi masukan bagi KPK. Menurutnya, survei itu dapat menjadi upaya perbaikan kinerja KPK nantinya.
"Feedback atau penilaian tersebut akan menjadi masukan dalam upaya perbaikan yang terus-menerus terhadap kerja panjang pemberantasan korupsi," jelasnya.
Namun, Ali menambahkan bahwa KPK akan berfokus memberikan pemahaman pada masyarakat. Dia mengaku capaian kinerja KPK tidak hanya soal jumlah tangkapan KPK.
"KPK juga penting memberikan tambahan pemahaman masyarakat, bahwa capaian kinerja pemberantasan korupsi tidak hanya soal seberapa banyak pelaku korupsi yang tertangkap tangan oleh KPK," ucapnya.
Dia menyebut kinerja KPK dapat diukur dari kemampuan KPK untuk membaca titik-titik rawan korupsi. Tidak hanya itu, keberhasilan KPK juga dilihat dari kesadaran masyarakat untuk tidak melakukan korupsi.
"KPK juga penting memberikan tambahan pemahaman masyarakat, bahwa capaian kinerja pemberantasan korupsi tidak hanya soal seberapa banyak pelaku korupsi yang tertangkap tangan oleh KPK," tuturnya.
"Oleh karenanya, KPK tak hanya mengandalkan strategi penindakan, namun secara simultan juga gencar melakukan upaya pencegahan dan pendidikan antikorupsi," sambung dia.
Ali menyatakan, KPK memiliki Survei Penilaian Integritas (SPI) dalam menghitung kinerjanya. Survei tersebut dapat juga menjadi rekomendasi perbaikan upaya pencegahan korupsi.
Survei Litbang Kompang digelar pada 22-24 Februari 2022, yang melibatkan 506 responden berusia minimal 17 tahun dari 34 provinsi yang telah diwawancarai. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dari responden panel Litbang Kompas sesuai proporsi jumlah penduduk di tiap provinsi.