RADAR NONSTOP - Junico BP Siahaan buka suara soal namanya dikaitkan dengan Bupati Cirebon Sunjaya Purwadisastra. Anggota DPR Fraksi PDIP yang akrab disapa Nico Siahaan ini buka suara terkait pemanggilannya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Nico menejlaskan tidak tahu menahu dan tidak terlibat kasus dugaan suap jual beli jabatan yang menjerat Bupati Cirebon Sunjaya Purwadisastra.
Dia mengakui panitia menerima bantuan Rp 250 juta untuk acara kegiatan kepemudaan. Bantuan diberikan saat rapat terbuka bersama panitia acara kepemudaan.
BERITA TERKAIT :"Saya sebagai ketua panitia kepemudaan tidak pernah memaksa Sunjaya untuk menyumbang pada kegiatan kepemudaan. Termasuk jumlah bantuannya," ujar Nico kepada wartawan, Jumat (29/11).
Di PDI Perjuangan kata dia, budaya gotong royong sudah terbiasa. Di mana sesama kader saling membantu.
Namun, ketika Sunjaya terkena OTT panitia berinisiatif mengembalikan duit sumbangannya ke KPK. Dia juga menyangkal punya kedekatan dengan Sunjaya. Dia hanya kenal sebatas kader semata.
"Kalau sesama kader kenal. Tapi saya gak pernah berhubungan. Lha no hpnya saja saya gak tau kok," akunya.
Terkait pemanggilan sebagai saksi kata dia, hanya sebatas menjelaskan aliran dana dari mantan Bupati Cirebon ke panitia Hari Sumpah Pemuda yang diselenggarakan oleh PDI Perjuangan pada Oktober silam.
Pasalnya Nico saat itu merupakan ketua panitia acara yang diselenggarakan PDI Perjuangan di Jakarta Expo pada 27-28 Oktober yang mendapat sumbangan dari para kader salah satunya Sunjaya.
"Pertama dipanggil (oleh KPK) pemilik rekening yang menerima uang sumbangan itu. Setelah itu saya dipanggil karena saya sebagai ketua panitia dalam acara waktu itu," ujar Nico.
Nico menjelaskan, mantan Bupati Cirebon itu telah memberikan sumbangan sebesar Rp250 juta untuk kegiatan partai di Jakarta.
Sumbangan tersebut, lanjut Nico, secara sukarelawan dengan catatan tidak ditentukan besaran nominal yang akan diberikan oleg para kader.
"Sumbangan itu bersifat support, dukungan sesama kader dan jaringan yang terbangun. Itu azas gotong royong di PDI Perjuangan," sambungnya.
Awalnya kata dia, tidak mengetahui jika Sanjaya sudah transfer uang sebesar Rp250 juta. Pasalnya uang tersebut disimpan di bendahara kepanitian yang juga telah dimintai keterangan sebagai saksi oleh KPK.
"Saya kenal dengan Pak Bupati (Sanjaya) waktu itu hanya sebagai kader PDIP. Karena telpon-telpon saja enggak pernah, ketemu juga hanya di acara partai. Jadi saya tidak dan tidak memerintahkan untuk meminta sumbangan serta mematok nominalnya," beber Nico.
Guna melancarkan acara tersebut pun diakui Nico terkumpul dana sebesar Rp1 miliar yang merupakan sumbangan dari para kader.
Namun uang dari Sanjaya yang diterima pada 22 Oktober tidak digunakan setelah mengetahui terjaring oleh lembaga antirasuah tersebut.
"Tanggal 22 (Oktober) kita terima uang tapi baru diambilnya tanggal 23 siang. Nah malemnya ada kabar beliau ditangkep, besoknya kepanitiaan langsung rapat untuk membahas uang itu," ungkao Nico.
Namun kini uang sebesar Rp250 juta tersebut telah diserahkan ke KPK. "Tadi dari informasi yang diterima, saksi telah diperiksa kemarin," ujar Jurubicara KPK Febri Diansyah dalam keterangannya, Jumat (30/11).
Agenda pemeriksaan Nico, dikatakan Febri, bahwa KPK menerima pengembalian dana Rp 250 juta sebagai sumbangan untuk kegiatan parpol di hari Sumpah Pemuda 2018.
Siapa Nico?
Artis Nico Siahaan yang memiliki nama lengkap Junico Bisuk Partahi Siahaan (lahir 13 Juni 1969 kini umur 49 tahun) adalah pemeran dan presenter televisi berkebangsaan Indonesia.
Ia dikenal luas publik Indonesia sebagai pembawa acara baik kuis Kata Berkait di RCTI (1995). Selain itu, Ia juga pernah terjun di dunia seni peran dengan bermain dalam film Arisan.
Di 2014, Nico terpilih sebagai anggota DPR RI Daerah Pemilihan Jawa Barat I dari PDI Perjuangan deengan perolehan suara 64.980 suara.
Selama bertugas di DPR, nama Nico terbilang aktif dan jarang bolos. Dia juga tidak percah cawe-cawe soal proyek apalagi terkait suap menyuap jabatan.
“Nico itu rajin dan tidak pernah main apa-apa. Dia hanya konsen kerja dan memperjuangkan aspirasi rakyat saja,” ungkap anggota DPR yang namanya enggan disebutkan namanya.