RN - Tes polymerase chain reaction (PCR) menjadi beban rakyat. Untuk sekali tes PCR saat ini berkisar Rp700 ribu sampai dengan Rp900 ribu.
Alhasil, banyak rakyat yang enggan melakukan tes PCR. Dari penelusuran radar nonstop, banyak warga yang melakukan tes antigen.
"Kalau kira-kira bergejala, pilek, batuk, demam, diare dan nafas berat ya isolasi mandiri saja. Kita antigen reaktif kalaupun PCR pasti positif, ketimbang harga PCR mahal mending gak usah," terang Charles warga Kebon Jeruk, Jakbar kepada wartawan, Minggu (15/8).
BERITA TERKAIT :Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan agar harga tes PCR diturunkan. Jokowi meminta agar biaya tes PCR di kisaran Rp 450-550 ribu.
"Saya sudah berbicara dengan Menteri Kesehatan mengenai hal ini, saya minta agar biaya tes PCR berada di kisaran antara Rp 450.000 sampai Rp 550.000," kata Jokowi dalam keterangannya melalui kanal YouTube Setpres, Minggu (15/8/2021).
Dibeberapa negara harga tes PCR tidak semahal di Indonesia. Sebut saja India harga tes hanya PCR 500 rupee atau setara Rp 96.000 dan antigen 300 rupee atau setara Rp 58.000.
Malaysia harga tes PCR RM 150 atau setara Rp 509.000 dan antigen RM 60 sekitar Rp 200.000. Vietnam harga tes PCR 734.000 Dong atau sekitar Rp 460.000.
Lalu, Turki harga tes PCR 250 Lira atau setara Rp 422.000. Sementara Ukraina harga PCR sebesar 1200 Hryvnia atau Rp 654.000 sedangkan Rusia harga PCR sebesar US$ 22 atau setara Rp 316.000 serta Hong Kong harga tes PCR 240 atau sekitar Rp 446.040.