Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Pakai Celana Jeans Ukuran 33-34 Cepet Meninggal, Menkes Kaya Tuhan Aja Menerka Nyawa Orang?   

RN/NS | Kamis, 15 Mei 2025
Pakai Celana Jeans Ukuran 33-34 Cepet Meninggal, Menkes Kaya Tuhan Aja Menerka Nyawa Orang?   
Menkes Budi Gunadi Sadikin.
-

RN - Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin viral. Ucapan dirinya soal ukuran celana jeans 33-34 lebih cepat meninggal atau menghadap Allah. 

Ucapan Menkes ini kontan membuat gaduh. Netizen menyebut kalau Menkes sudah seperti tuhan yang bisa menerka nyawa manusia.

Gaduh soal itu, Menkes Budi langsung klarifikasi. Dia mengatakan dirinya ingin menjelaskan terkait indeks massa tubuh (BMI). Namun, ia merasa hal tersebut akan lebih dimengerti publik jika disampaikan dengan ukuran lingkar celana.

BERITA TERKAIT :
Usia Hidup Di Indonesia 74 Tahun, Batas Sehatnya Pada Umur 62 Tahun 

"Gini, ini saya, tuh, kalau diomongin suka salah. Gini ya, liver ini, kalau lemak itu kita makan, normalnya masuk di bawah kulit subcutaneous. Kalau dari situ lebih, dia nempel ke organ [lain seperti] jantung, liver. Itu namanya visceral fat, ini bahaya," ujar dia usai rapat kerja di Komisi IX DPR RI, Jakarta, Rabu (14/5), mengutip detikNews.

Budi menjelaskan, lemak yang menempel pada tempat yang tidak seharusnya akan memicu peradangan. Jika berketerusan, peradangan akan merusak organ yang ada.

Menkes tak cuma menyoroti ukuran celana jeans 33-34. Lebih dari itu, Budi juga menyarankan masyarakat untuk berupaya mengusir lemak yang bersarang di tubuh. Dianjurkan, setiap orang memiliki BMI di bawah 24.

"Jadi memang sebaiknya kita harus menurunkan BMI kita di bawah 24. BMI 24, kan, susah ngomongnya. Yang lebih gampang adalah lingkar perut laki-laki di bawah 90, lingkar perut wanita di bawah 80," ujar Budi.

Selain itu, Budi juga mengingatkan untuk menjaga asupan makanan. Ia menganjurkan masyarakat agar berhenti makan sebelum merasa kenyang demi mencegah obesitas.

Lakukan juga olahraga setidaknya lima kali dalam sepekan. Lakukan 30 menit sesi olahraga dalam setiap kesempatannya.

Lemak visceral sendiri terletak di sekitar organ-organ dalam tubuh seperti hati, pankreas, dan usus. Lemak jenis ini kerap tersembunyi dan tidak terlihat dari luar.

Pada dasarnya, lemak visceral berfungsi untuk melindungi berbagai organ di dalam perut. Namun, kelebihan lemak visceral akan memicu masalah kesehatan.

Sejumlah penyakit bisa disebabkan oleh lemak visceral seperti penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2, dan tekanan darah tinggi.

Penumpukan lemak visceral dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari genetik, kurang istirahat, kurang aktivitas fisik, hingga yang pasti pola makan tidak sehat.

Untuk itu, ucapan Menkes Budi soal ukuran celana jeans 33-34 seyogianya dijadikan pengingat agar senantiasa menjaga tubuh tetap sehat dan terhindar dari ancaman lemak visceral.

Seperti diberitakan, Menkes Budi membuat pernyataan kontroversial soal ukuran celana yang berkorelasi dengan risiko kematian seseorang.

Menurut Menkes, jika seorang pria ukuran celana jeans-nya 33-34, itu artinya dia tergolong dalam kelompok obesitas dan lebih cepat menghadap Allah SWT.

"Pokoknya laki-laki kalau beli celana jeans masih di atas 32-33 ... ukurannya berapa celana jeans? 34-33, sudah pasti ob (obesitas), itu menghadap Allah-nya lebih cepat dibandingkan yang celana jeansnya 32. Saya bukannya body shaming, tapi emang artinya begitu," kata Menkes di Rusun Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, Rabu (14/5/2025).

Menkes Budi mengungkapkan kebiasaan warga Indonesia yang acuh terhadap darah tinggi hingga penyakit gula. Menurutnya dalam kurun waktu lima tahun ke depan akan kena stroke.

Dia mengatakan, penyakit stroke dan jantung menjadi yang terbanyak sebagai penyebab kematian di Indonesia.

"Orang-orang suka bilang, saya nggak apa-apa. Darah tinggi, gula masih sehat. bapak Ibu lima tahun lagi pasti kena stroke. Kita paling banyak meninggal kena stroke sama jantung. Stroke sama jantung itu penyakit yang lima tahun, sepuluh tahun. Harusnya sudah ketahuan lima tahun sebelumnya. Kalau ketahuan, Bapak nggak bakal kena stroke sama jantung, wafat usia 99," ujarnya.