RN - Covid-19 muncul lagi. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyebut adanya peningkatan kasus corona.
Virus dominan yang merebak adalah MB.1.1 yang masih berkerabat dengan varian Omicron. Kemenkes mengeluarkan surat edaran tertanggal 23 Mei 2025 agar adanya kewaspadaan.
Kemenkes mengatakan transmisi penularan COVID-19 saat ini masih relatif rendah, demikian juga dengan angka kematian. Di Indonesia, terjadi penurunan kasus konfirmasi mingguan dari 28 kasus pada minggu ke-19 menjadi 3 kasus pada minggu ke-20 dengan positivity rate 0,59 persen.
BERITA TERKAIT :"Varian dominan yang beredar adalah MB.1.1," tulis Plt Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit, Murti Utami, dalam pengantar edaran tersebut.
Epidemiolog Dicky Budiman juga ikut menyoroti situasi COVID-19 di Indonesia. Menurutnya, risiko penularan COVID-19 varian ini dapat dicegah dengan kembali menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk menggunakan masker di tempat ramai atau ruang publik.
Seperti diberitakan, kasus COVID-19 kembali meningkat seiring munculnya varian baru NB.1.8.1 di beberapa negara. Pada Rabu (29/5/2025),Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, peningkatan kasus tersebut terjadi di beberapa wilayah, terutama di wilayah Pasifik Barat, Amerika, Eropa, hingga Asia Tenggara.
Hingga 18 Mei 2025, sebanyak 518 sekuens NB.1.8.1 telah dikirimkan ke GISAID dari 22 negara, mewakili 10,7 persen dari total sekuens global yang tersedia pada minggu epidemiologi ke-17 tahun 2025. Meskipun tergolong rendah, prevalensi ini meningkat signifikan dari 2,5 persen, empat minggu sebelumnya pada minggu epidemiologi ke-14, yakni periode 31 Maret-6 April 2025.
Vaksin COVID-19 yang saat ini disetujui diperkirakan tetap efektif terhadap varian ini, baik untuk mencegah gejala maupun penyakit berat.
"NB.1.8.1 telah ditetapkan sebagai varian SARS-CoV-2 yang sedang dipantau (variant under monitoring/VUM), dengan proporsinya yang terus meningkat secara global, sementara varian LP.8.1 mulai mengalami penurunan," demikian pernyataan resmi WHO.
Dibandingkan dengan varian dominan saat ini, LP.8.1, varian NB.1.8.1 memiliki mutasi tambahan pada protein spike, seperti T22N, F59S, G184S, A435S, V445H, dan T478I. Bila dibandingkan dengan varian JN.1, NB.1.8.1 juga memiliki mutasi T22N, F59S, G184S, A435S, L455S, F456L, T478I, dan Q493E.