Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

JLNT Jadi Jalur Road Bike, Wahyu Gerindra Pastikan Tak Ada Aturan Diskriminatif

SN/RN | Senin, 14 Juni 2021
JLNT Jadi Jalur Road Bike, Wahyu Gerindra Pastikan Tak Ada Aturan Diskriminatif
-

RN - Menanggapi perbedaan reaksi masyarakat terhadap uji coba Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang untuk pesepeda jenis road bike, Anggota DPRD DKI Fraksi Gerindra, Wahyu Dewanto mengatakan, hal itu sebagai upaya pemerintah untuk mengakomodir kebutuhan semua jenis sepeda di Jakarta.

Menurutnya, upaya Gubernur DKI Jakarta itu merupakan bagian dari rencana besar mewujudkan Jakarta sebagai kota ramah sepeda.

"Pemerintah harus hadir untuk mengatur semua jenis sepeda yang saat ini lagi meningkat trend-nya. Menurut saya tidak ada diskriminasi sama sekali. Sepeda sport harus diatur untuk tertib dan tidak menjadi liar," ujarnya saat dihubungid di Jakarta, Senin (14/6/2021).

BERITA TERKAIT :
Gaduh Fasos Fasum, DPRD DKI Sebut Pengembang Perumahan Jelambar CV Harapan Baru? 
Fasos Fasum Jakarta Senilai Triliunan Rupiah Gak Jelas, Pemprov Jangan Anggap Enteng BPK?

Anggota Komisi B DPRD DKI ini pun mengajak semua pihak untuk melihat sisi baik dari rencana Pemerintah Provinsi DKI terkait JLNT tersebut. Dia memastikan, tidak ada kekhususan apapun bagi road bike. Bahkan, menurutnya, terdapat juga aturan tertentu bagi sepeda cepat itu.

"Roadbike itu nggak ada kekhususan apa-apa. Bahkan malah dibatasi baik jam dan lokasi penggunaannya. Yang diiistimewakan itu adalah, jika pesepeda di Jakarta bisa pakai jalur sepeda 24 jam," katanya.

Lebih lanjut Wahyu menuturkan, setiap minggu, pengguna road bike di JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang mengalami peningkatan. Artinya, kata Wahyu, ada potensi peningkatan ekonomi sebagai dampak dari kegiatan gowes tersebut.

Selain itu, belakangan ini masyarakat menggunakan sepeda tidak sekedar untuk kegiatan olah raga. Melainkan, digunakan juga untuk transportasi harian. Fakta tersebut, menurut Wahyu, patut didukung demi mengurangi polusi, kemacetan serta menciptakan 'Langit Biru Jakarta'.

"Sekadar catatan, pengguna sepeda di Jakarta semakin banyak. Terkait ujicoba JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang untuk sepeda sport, tiap minggu jumlah pesepeda meningkat di JLNT. Jadi tolong lihat sisi baik ini. Belum lagi efek ekonomi lainnya," ungkapnya.

"Situasi pandemi gini yang dibutuhkan adalah imunitas yang tinggi, yakni dengan cara berolahraga, istirahat teratur dan menjaga prokes yang ketat," pungkasnya.

Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menargetkan, sepanjang 578,8 kilometer jalur sepeda di Jakarta ditargetkan selesai pada tahun 2030.

Sebelumnya, Komunitas sepeda Bike to Work (B2W) Indonesia memprotes kebijakan yang membolehkan road bike melintasi jalan layang non tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang. Meski begitu, B2W Indonesia juga telah mengusulkan tiga lokasi yang dapat digunakan sebagai lintasan road bike.

Ketua Tim Advokasi Bike to Work Indonesia, Fahmi Saimima mengatakan pihaknya masih mentolerir kebijakan itu termasuk road bike yang dapat melintas di Sudirman-Thamrin.

"Karena masanya uji coba kita masih tolerir karena kita juga melihat ini bukan keputusan bagi komunitas sepeda karena pemangku kebijakan yang punya keputusan. Tapi kalau ditanya setuju tidak setuju, prinsipnya adalah kembalikan kembali kepada ranahnya," kata Fahmi, Minggu (13/6/2021).

#Anies   #DPRD   #JLNT