Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co
Saran Untuk Jokowi

Corona Belum Bisa Ditekan, Agar Tidak Seperti India Sebaiknya Jabatan Kepala Daerah Diperpanjang 

NS/RN | Selasa, 04 Mei 2021
Corona Belum Bisa Ditekan, Agar Tidak Seperti India Sebaiknya Jabatan Kepala Daerah Diperpanjang 
Ilustrasi Corona varian India.
-

RN - Lonjakan Corona belum bisa ditekan. Apalagi saat ini sudah ada dugaan masuknya varian Corona dari India dan Afrika Selatan sudah masuk Indonesia.

Nah agar Indonesia tetap stabil dan mampu membendung lonjakan Corona, Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia menyarakan agar Jokowi menambah masa jabatan kepala daerah karena pilkada dan pilpres dilaksanakan serentak tahun 2024. 

Sebab, mayoritas kepala daerah akan habis masa jabatannya pada 2022 dan 2023. "Karena kepala daerah inilah yang sudah pengalaman menghadapi Corona. Kalau Plt bahaya nanti," tegas Ketua Rekan Indonesia Agung Nugroho dalam siaran pers-nya, Senin (3/5) malam.

BERITA TERKAIT :
Korupsi Covid-19 Di Kemenkes, KPK Jangan Ragu Borgol Para Pemain APD?
APD Covid-19 Dikorupsi, Anggota DPR Ihsan Yunus Pakai Masker Ke KPK?

Jika ditotal, akan ada 271 daerah yang akan dipimpin oleh Pj atau Plt kepala daerah. Sebanyak 101 kepala daerah hasil pilkada 2017 habis masa jabatannya pada 2022, dan 170 kepala daerah hasil pilkada 2018 habis masa jabatannya pada 2023. Khusus gubernur, bakal ada 27 yang akan habis masa jabatannya, 7 di 2022 dan 17 di 2023. 

Dengan komposisi 271 daerah yang akan habis masa jabatannya pada 2022-2023 ditengah masa pandemi COVID-19 yang masih berlangsung, akan sangat riskan keberlanjutan program penanggulangan Corona.

"Apakah Pj atau Plt yang ditunjuk Kemendagri untuk mengisi posisi kepala daerah mampu. Ini sangat riskan dan bahaya. Perpanjangan masa jabatan kepala daerah hingga 2024 menjadi lebih efektif dibanding mengangkat Pj atau Plt dari ASN pemerintahan," beber Agung.

Aktivis 98 ini ragu kalau penjabat yang ditunjuk oleh Kemendagri mampu menangulangi Corona di daerah. “Persoalan Pj ini legitimasinya kurang karena dia diangkat oleh pemimpin dan hanya sementara. Sedangkan Corona terus menyebar. Jokowi perlu memikirkan dan mempertimbangkan keberlanjutan penanganan COVID-19 demi keselamatan dan kesehatan warga negaranya dengan memperpanjang jabatan kepala daerah yang ada," terangnya.

Diketahui, kepala darerah yang akan habis masa jabatannya pada 2022 di antaranya DKI Jakarta, Aceh, Bangka Belitung, Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, Papua Barat, dan sejumlah wali kota/bupati. Sementara kepala darerah yang akan habis masa jabatannya pada 2023 adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Bali, dan sebagainya.

Varian Baru

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan saat ini sudah ada mutasi virus corona (SARS-CoV-2) varian dari India dan Afrika Selatan. Setidaknya pemerintah sudah mendeteksi dua insiden infeksi virus corona mutasi India terjadi di Jakarta.

"Sudah ada mutasi baru yang masuk, yaitu mutasi dari India, ada dua insiden yang sudah kita lihat dua-duanya di Jakarta dan satu insiden untuk mutasi dari Afrika Selatan yang masuk, itu yang ada di Bali," ujar Budi dalam jumpa pers daring di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Senin (3/5).

Sebelumnya, menurut Budi sudah ada mutasi virus corona dari Inggris yang masuk ke Indonesia mencapai 13 kasus.

Ia menjelaskan, mutasi-mutasi yang masuk ini masuk dalam kategori kategori varian of concern atau mutasi-mutasi yang memang mendapat perhatian khusus oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).

"Karena penularannya relatif lebih tinggi. Ini harus kita jaga mumpung masih sedikit, karena mereka pasti akan segera menyebar karena penularannya relatif lebih tinggi daripada yang lain," jelas Budi.

"Adalah tugas kita bersama untuk segera melakukan isolasi untuk yang terkena disiplin melakukan testing-testing untuk kontak dari daerah sekitarnya dan juga teman-teman, yang plh penting sekali lagi memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak," lanjutnya.

Sebelumnya pada awal April lalu, Kemenkes mengumumkan temuan 10 kasus virus corona B117 di Indonesia. Temuan tersebut didapatkan secara berkala melalui metode Whole Genome Sequence (WGS). B117  ini merupakan varian corona yang berasal dari Inggris.

"B117 ada 10. Ada tambahan dua di Jawa Barat dan satu kasus di Sumatera Utara," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, Rabu (7/4) lalu.

Nadia mengatakan dua kasus di Jawa Barat merupakan hasil penelusuran kontak dari kasus pekerja migran di Karawang yang pulang dari Arab Saudi. Akan tetapi dia tak merinci secara detail berapa jumlah kontak erat yang ditelusuri saat itu.

Secara keseluruhan terdapat 10 kasus varian corona asal Inggris itu telah teridentifikasi di Indonesia, dengan rincian tiga kasus di DKI Jakarta, dua kasus di Jawa Barat, dua kasus di Sumatera Utara, dan satu kasus masing-masing di Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.