RN - Aksi KPK yang menggeledah ruang kerja, rumah dinas dan rumah pribadi milik Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin menimbulkan spekulasi. Kabarnya, elit Golkar sudah kasak-kusuk merebut kursi Azis.
Rabu (28/4), KPK total membawa tujuh koper dari hasil penggeledahan. Yang digeledah adalah ruang kerja Aizs di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, rumah dinas di Jalan Denpasar Raya Kavling C3/3, Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan serta rumah pribadi.
Seperti diketahui, Azis sempat disebut di kasus suap penyidik KPK dan Wali Kota Tanjungbalai. Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan Azis Syamsuddin memperkenalkan Wali Kota Tanjungbalai Syahrial ke penyidik KPK AKP Stepanus Robin Pattuju.
BERITA TERKAIT :"Kami tak pandang bulu dalam mengusut kasus dugaan suap. KPK tidak pandang bulu dalam bertindak. KPK akan bekerja keras untuk mencari bukti-bukti. Seseorang dapat menjadi tersangka karena perbuatannya," tegas Ketua KPK Firli Bahuri, Rabu (28/4).
Sementara Wakil Ketua MKD DPR, Habiburokhman berjanji tidak akan intrevensi kinerja KPK. “Intinya kami tidak mengintervensi kerja KPK, tetapi kami menjalankan fungsi pendampingan penggeledahan ini,” tegas politisi Gerindra ini.
Koordinator Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman mendesak agar KPK segera menyita rekaman CCTV.
"KPK harus segera menyita rekaman CCTV di rumah dinas Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin. Rekaman dapat dijadikan sebagai barang bukti dugaan pertemuan antara Wali Kota Tanjungbalai M Syahrial, penyidik KPK Stepanus Robin Pattuju, dan Azis," tegasnya.
"Peran Azis cukup penting dalam kasus dugaan suap yang melibatkan penyidik KPK. Azis setidaknya sudah terlibat menjadi fasilitator yang mempertemukan Stepanus dengan Wali Kota Tanjungbalai M Syarial, KPK harus buktikan ini," tambah Peneliti ICW Kurnia Ramadhana.