RN - Desakan mundur terhadap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadim Makarim terus bergulir.
Ketua KAHMI Jaya, Mohamad Taufik, menegaskan, hilangnya pendiri Nahdatul Ulama (NU), KH Hasym Asyari dari Kamus Sejarah Indonesia Jilid I, harus ada yang bertanggung jawab.
Politikus Partai Gerindra itu menilai, kesalahan atau keteledoran Nadim dan jajarannya sangat fatal.
BERITA TERKAIT :"Hilangnya Hadratusy Syaikh KH Hasyim Asy'ari dan masuknya nama Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit yang pernah menjadi ketua Partai Komunis Indonesia (PKI), apa coba maksudnya. Saya tersinggung sebagai keluarga NU," tegas Taufik dalam keterangan tertulisnya, Kamis (22/4).
Wakil Ketua DPRD DKI itu mengungkapkan, Nadiem dan Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid tidak hanya seenaknya sekedar menarik buku yang sudah terbit. Sebab, mencetaknya menggunakan uang APBN yang bersumber dari pajak.
"Makanya, tak hanya minta maaf dan menarik buku. Harus bertanggung jawab, minta maaf, dan mundur," desaknya.
Taufik juga mempertanyakan, maksud nama-nama tokoh PKI masuk dalam Kamus Sejarah Indonesua Jilid I. Apakah, Nadim dan Dirjen Kebudayaan Kemendikbud sengaja membuat gaduh bangsa ini.
"Harusnya mereka tau bahwa PKI terlarang," tegas dia. "Jangan sampai menghilangkan seharah. Sejarah tokoh NU dihilangkan, tokoh komunis dimunculkan. Ini butuh penjelasan, tidak mungkin salah tulis," pungkasnya.